Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Masih Belajar Menjadi Manusia

Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan. Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Antara Rel dan Kenangan

18 Mei 2025   00:56 Diperbarui: 18 Mei 2025   00:56 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Dokumentasi Pribadi Hasil Generate AI/chatgpt.com

Di peron nomor sembilan belas, Tokyo Station, seorang lelaki setengah baya berdiri membeku seperti patung batu yang menolak dijamah waktu. Namanya Tatsuya, pensiunan guru kesenian yang menganggap bunyi peluit kereta sebagai komposisi sonata paling jujur yang pernah diciptakan umat manusia.

**

Tatsuya sudah tiga kali bercerai. Istrinya yang terakhir kabur bersama penjual karpet keliling dari Nara. Tapi ia tidak pernah dendam. Baginya, semua hal bisa dimaafkan asal sempat membeli dua tiket Shinkansen---satu untuk dirinya, satu lagi untuk bayangan masa lalu yang tak kunjung reda.

**

Kereta peluru itu datang tanpa suara. Seperti janji-janji pemerintah, mulus, mengilap, dan kadang terlalu cepat untuk disesali. Jalur Tokaido seperti urat nadi Jepang yang ditarik paksa dari dada modernitas ke jantung purba Kyoto.

**

"Kalau hidup terlalu cepat, mampirlah ke Toyama," kata sopir taksi di stasiun berikutnya.

Tatsuya mampir. Spa air panas menyambutnya seperti pelukan ibu kandung yang lama hilang. Di onsen, ia duduk telanjang bulat dengan lelaki-laki aneh yang mendiskusikan pertumbuhan alga dan saham perusahaan kimchi Korea.

**

Toyama mengajarkan satu hal: tubuh manusia tidak dirancang untuk tergesa. Ia seperti barang antik, harus direndam dulu sebelum dipakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun