Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saatnya Mendekatkan Anak dengan Permainan Tradisional di Tengah Libur karena Pademi Corona

18 Maret 2020   20:23 Diperbarui: 18 Maret 2020   20:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokumentasi/SahyulPahmi

Kadang saya berpikir teman-teman bahwa mungkin Tuhan sedang menegur kita melalui adanya virus Corona, untuk kita merefleksikan diri sejenak dengan orang-orang di sekitar kita, seperti anak, orang tua, saudara, ataupun orang-orang dekat kita yang ada di rumah, sebab dalam kurun waktu belakangan, digitalisasi dan kecepatan perlombaaan untuk mengarungi kehidupan semakin massif.

Saya rasa, sebagai manusia kita telah lupa atau secara tidak sadar, kecepatan tersebut telah mendikte kita menjadi sebentuk benda yang dipaksa terus bergerak untuk memenuhi kebutuhan nafsu duniawi, entah karena alasan isi perut ataupun isi dompet, dan kita otomatis mau tidak mau tercerabut dari kehidupan yang sebenarnya begitu hidup di sekitar kita.

Tapi itu hanyalah pendapat saya semata, entahlah bagaimana semesta menerangkannya, toh manusia hanya hamba, yang paling penting kita sebagai manusia terus melakukan hal-hal demi tercegahnya penyebaran virus Corona ini.

Sehubungan dengan itu, tentu kita telah ketahui bahwa sekolah-sekolah diliburkan karena pandemi Corona ini, dan saya rasa tidak terlalu tepat bila pemberlakuan libur tersebut hanya fokus dialihkannya kepada pembelajaran online.

Seharusnya kita sadar juga dengan adanya virus Corona ini, bahwa gerak atau dalam hal ini kebugaran badan harusnya juga diprioritaskan, mengacu pada fakta bahwa imunitas akan menjadi salah satu prisai dalam menangkal virus Corona, termasuk kebugaran badan siswa-siswi.

Namun bila difokuskan pada pembelajaran online, jadi siswa bisanya apa?, dan bisa jadi pembelajaran online itu disalah fungsikan oleh sekolah-sekolah untuk menarik gengsi kemuktahiran teknologi lembaga pendidikannya.

Saat-saat inilah saya pikir, bahwa ajangnya merekatkan kebersamaan orang-orang yang ada disekitaran lingkup siswa, dan akan lebih baik lagi jika diselingi dengan permainan tradisional.

Seperti yang saya lakukan pagi hari tadi (18/03/2020), di salah satu Pondok Pesantren yang saya bina santrinya, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Mubarak Makassar. Di Pondok tersebut memang aktifitas pembelajaran diliburkan akan tetapi aktifitas keagamaan tetap dilaksanakan, olehnya seluruh santri tetap tinggal di pondoknya walau tidak dibiarkan keluar dari lingkungan pondok.

Saya bersama santri bercengkrama, bersenda gerau, di tengah kegembiraannya bermain engrang, mereka dengan bahagianya menjalani dan merasakan desah nafasnya. 

Saat melihat mereka, saya rasa hal tersebut lah yang selama ini hilang di ruang-ruang pembelajaran yang saya bina, yang mungkin ruang-ruang pembelajaran tersebut begitu kaku bagi mereka, begitu tegang, begitu serba ingin kesempurnaan mengacu pada sistem pendidikan yang kita anut. Padahal, sekarang bagi saya ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu kebahagiaan dalam kebersamaan.

Termasuk kebersamaan melawan pandemi Corona. Tetap sehat dan tetap bahagia~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun