Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dear Masyarakat, Periksa Baik-baik Sebelum Anda Membeli Air Galon

26 Januari 2020   11:09 Diperbarui: 26 Januari 2020   15:30 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Seingat saya, sejak 8 tahun yang lalu saya sudah mengenal air galon. Bagi kebanyakan orang, apalagi yang hidup di kota, rentang waktu tersebut terbilang terlambat. 

Maklum saja, saya besar dan berkembang di perkampungan, barulah ketika waktu mau masuk ke jenjang perkuliahan saya ngekos di perkotaan, tepatnya di Kota Makassar, dan mulai saat itulah saya mengonsumsi air galon sampai sekarang.

Seperti kebanyakan peralatan yang ada dalam kos, dispenser dan air galonnya adalah rukun ngekos yang harus dipenuhi, sebab dapat memudahkan mahasiswa dalam menyeduh indomi dan kopi. Tinggal colok, dan tunggu airnya panas.

Akan tetapi, baru-baru ini saya pulang ke kampung bersua dengan banyak keluarga yang selalu menjerat pertanyaan "kapan nikah?", untuk mengisi waktu liburan sebelum bertarung untuk mengerjakan tesis saya.

Waktu itu, ketika saya pulang ternyata banyak keluarga saya yang mengalami sakit perut dan mual-mual, telah banyak obat warung yang mereka konsumsi tapi tak kunjung juga sembuh, yang karenanya membuat kepulangan saya terasa tidak seharmoni biasanya bersama keluarga.

Keluarga saya hanya bisa terbaring, tak bisa saya menceritakan carut marut perkuliahan saya di kota, tak bisa juga saya ceritakan tunggakan SPP saya yang sudah kelewatan ambang batas, dan apalagi tentang banyaknya cewek yang sudah menolak saya.

Pembicaraan-pembicaraan hangat yang biasanya tersaji di meja-meja makan, di teras rumah, atau di sore hari dengan sepiring pisang goreng tak kudapati, dibatasi oleh kondisi sakit perut keluarga, seperti dibatasi cinta tulus oleh rupa dan kemapanan finansial.

Karenanya, saya melakukan googlenisasi dengan memasukkan kata kunci "Penyebab sakit perut dan mual" ada banyak jawaban yang saya temukan, sampai saya menemukan sebuah artikel yang saya rasa sangat dekat dengan gejala yang dialami keluarga saya, di situs Hellosehat.com yang berjudul "11 Hal Utama yang Menyebabkan Sakit Perut."

Pada artikel tersebut saya dapati bahwa salah satu yang menyebabkan sakit perut adalah Gastroenteritis yaitu kondisi yang sangat umum yang menyebabkan diare dan muntah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus.

Saya pun berpikir, bisa jadi bakteri atau virus itu terdapat pada bahan makanan yang keluarga saya makan, akan tetapi hipotesis tersebut yang saya buat belumlah kuat, sebab bahan makanan yang diproleh dari keluarga saya adalah bahan makanan yang segar karena langsung diambil dari sumbernya, seperti ikan keluarga saya langsung menjalanya di empang, begitupun beras, dan bahan makanan lainnya.

Setelah saya meninjau kembali di mana letak bakteri dan virus tersebut yang menyebabkan sakit perut dan mual keluarga saya, saya pun membuat hipotesis yang kedua bahwa bisajadi letaknya berada pada apa yang diminum keluarga saya atau tepatnya air galonnya, apakah ia higienis sejak awal pemprosesan sampai akhir pengisiannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun