Hal diatas adalah salah satu contoh dan bahan sekaligus data  pendukung yang harus dipersiapkan Indonesia, karena Uni Eropa tentu juga telah melakukan hal serupa, bahkan lebih serius. Karena ini terkait juga kepada kepentingan ratusan juga warga bangsa mereka yang hingga saat ini tetap merasa sebagai bangsa yang lebih baik dibanding negara-negara berkembang  seperti Indonesia.
Atau dalam bahasa dagangnya,  Minyak nabati Eropa  tentu tidak mau  kalah saing dengan sawit Indonesia.
Berbagai upaya, pasti akan dilakukan oleh blok perdagangan tersebut demi melindungi kepentingan mereka, mulai dari kampanye terbuka dengan menuduh sawit tidak sehat. Atau memakai cara-cara lama melalui LSM lingkungan yang tetap nyinyir,  menuduh Industri sawit Indonesia adalah biang  deforestasi dan penyumbang pemanasan global.
Maka dalam kurun waktu empat sampai lima tahun tersebut,  jika UE menang  penggunaan sawit tentu sudah mulai dikurangi. Artinya dampak langsungnya sudah mulai terjadi, dimana Eropa selama ini adalah salah satu pasar utama sawit  Indonesia.
Maka strategi Indonesia yang pada saat  bersamaan juga sudah mulai menerapakan program Biodiesel 30 persen atau B30 bisa disebut sebagai exit strategi dan solusi jika hal buruk itu, dimana Indonesia kalah di sidang WTO itu.
Namun  kita percaya, dengan kerjasama seluruh stake holder dalam negeri, strategi ala total football dalam sepakbola saat "timnas" sawit Indonesia  bisa Berjaya saat  bertanding melawan Uni Eropa .