Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menimbang Potensi Ekspor Pohon Kelapa Sawit

16 Agustus 2019   10:45 Diperbarui: 16 Agustus 2019   11:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pasar ekspor pohon ini sendiri sudah terbukti. Selain permintaan dalam negeri yang terus naik, pemesanaan dari manca negara juga mulai berdatangan, seperti Eropa, Asia  Timur dan negara negara Timur Tengah.

Permintaan itu antara lain dipicu oleh harganya yang jauh lebih murah dibandingkan kayu alam biasa. Sebagai perbandingan, pada tahun 2009, pohon kayu sawit bisa dijual seharga Rp 200.000/ m, sementara kayu sengon  mencapai Rp 700.000/m  

Secara umum penggunaan kayu sawit paling besar digunakan untuk komponen barang konstruksi rumah seperti kusen, jendela, partisi, dan furniture. Selain itu keunggulan yang dimiliki kayu sawit diantaranya; harga kayu atau biaya eksploitasi sangat rendah, tidak mengandung mata kayu, mudah diberi perlakuan fisis, mekanis dan kimia, serta jaminan pasokan yang terus meningkat di masa mendatang.

Apalagi jika diolah dengan treatment yang baik maka daya tahan kayu sawit bisa mencapai 50 tahun. Sedangkan kekurangan kayu sawit ini adalah kandungan air pada kayu segar sangatlah tinggi, dapat mencapai 500%, kandungan zat pati sangat tinggi (pada jaringan parenkim dapat mencapai 45%).

Keawetan alami sangat rendah dan dalam proses pengeringan terjadi kerusakan parenkim yang disertai dengan perubahan dan kerusakan fisis secara berlebihan terutama pada bagian kayu yang struktur kerapatannya rendah.

Namun, kini sudah ditemukan cara menangani permasalahan tersebut yakni dengan memberikan perlakuan khusus seperti mencampurkan atau menyuntikkan bahan liquid ke dalam kayu sawit berupa resin. Resin sendiri adalah zat kimia dari getah pinus untuk menyempurnakan sifat kayu sawit karena tanpa treatment itu tidak bisa diolah lebih lanjut.

Lalu, apakah kita akan membuang begitu saja potensi ekonomi yang dimilliki pohon ini?. Sepertinya jawaban yang akan keluar sudah diperkirakan. Tinggal keseriusan  para pihak terkait dalam pengelolaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun