Perang yang tadinya untuk menuntut kematian Usman berubah menjadi perang memperebutkan onta.
 Ali RA yang sudah kenyang asam garam perang sangat mengerti efek  psikologis "jihad" pihak lawan. Dirinya tak ingin timbul korban lebih  banyak dari sesama.ummat.
 Maka Ali RA memfokuskan kekuatan  pasukan untuk menebas leher si onta agar pertempuran berat sebelah itu  segera berhasil. Itu setelah didahului negosiasi dan permintaan menyerah  kepada pasukan Aisyah yg sudah terkepung, namun ngotot melanjutkan  "jihad" mereka.
 Apa yang dipikirkan Ali terbukti. Begitu onta  tersebut berhasil dibunuh, semangat pasukan Aisyah untuk meneruskan  pertempuran langsung hilang lalu menyerah. Yang dilanjutkan dengan  perintah menyerah dari Aisyah kepada pasukannya.
 Sesaat setelah  ditawan, kepada Aisyah, Ali mengatakan sopan . "Ibu, sebaiknya jangan  pernah lagi ikut campur urusan politik, karena semua ini hanya tipu  daya." ibu tidak akan jadi tawanan. Saya memilih untuk memulangkan ibu  ke Madinah, dengan pengawalan lengkap agar selamat sampai  di tujuan
 Aisyah yang saat itu baru sadar telah diperalat oleh petualang politik,  tak berkata apa-apa. Diceritakan dirinya menjadi sangat malu  Khususnya kepada Ali, karena ikut menjadi biang pertumpahan darah sesama  muslim.
Maka sejak saat itu, setibanya di Madinah, Aisyah  tak  pernah lagi melibatkan diri dalam urusan ummat dan politik kekhalifahan  Islam.
Setelah perang itu.
Aisyah sepenuhnya mengabdikan diri  menjadi pendidik ummat, lewat2 pengajaran dan pengalaman2 yang dialami  saat masih bersama nabi.Hingga wafat pada tahun 678 M dalam usia 67  tahun..
 Maka peristiwa pembakaran bendera HTI atau Tauhid yang  dilanjutkan dengan demo di Jakarta kemaren,  terefleksi dr perang  Jamal.yang dilakoni Aisyah dan Ali tersebut.
 Di sini ada  provokator,  petualang politik, kumpulan manusia lugu yang sukses jadi  alat bagi tujuan pihak ketiga. Yg belum itu adalah,  penebas leher onta.  Kita tunggu saja seberani apa tindakan aparat terkait. Krn yang  diperebutkan dgn korban yg timbul sangat tidak layak untuk  diperbandingkan.