Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Onta Perang Jamal Aisyah RA dan Bendera HTI

8 November 2018   17:59 Diperbarui: 8 November 2018   17:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Teringat pelajaran sejarah Islam tak lama setelah Rasul wafat.  Keresahan dan kerusuhan bermunculan dan tak jarang berujung perang antar  sesama muslim, karena motif politik dan kekuasaan .

 Salah satu  konflik senjata yang  terkenal adalah Perang Jamal. Antara kubu Aisyah  RA ,istri Rasul SAW melawan keponakan yang dicintai suaminya, Ali Bin  Abi Thalib yang menjabat sebagai  khalifah, menggantikan Usman bin Affan  yang tewas dibunuh saat akan menjalankan shalat subuh. 

 Perang  "keluarga" ini terjadi dipicu sekelompok orang yang memainkan sentimen  kesukuan untuk menggerakkan masa, menuntut kematian Khalifah Usman Bin  Affan kepada Ali.

 Saat itu, ikatan suku dan kekerabatan belum  sepenuhnya hilang, sebagai warisan dominan pra Islam yang coba dihapus  Rasul dalam tugas kenabiannya, namun dibangkitkan oleh petualang politik  demi keuntungan pribadi.

 Sebuah tuntutan salah alamat, karena  Ali tak menjadi bagian komplotan pembunuh salah satu sahabat utama itu  .Ali dalam menjalankan tugasnya tak tinggal diam dalam mengatasi masalah  ini
Namun, alih2 mendukung upaya penyelesaian, kelompok sumbu  pendek otak pentol.korek itu malah meminta Ali yang bertanggungjawab  atas pembunuhan tersebut

 Singkat cerita, Ali yg memegang  kekuasaan mewakili ummat menjawab tuntutan itu dengan tegas, dan  memerangi mereka,, meski dari kelompok yg akan diperangi juga diisi oleh  sejumlah sahabat utama,  yg berperang melawan kaum kafir.
Pada sisi lain, sebagai pimpinan pemerintahan, aksi kelompok2 itu sudah masuk kategori bughat atau pemberontakan.
 Ali juga paham di kelompok tersebut banyak diiisi petualang  politik,yang berhasil memanfaatkan keluguan Aisyah dalam mengumpulkan  massa utk menggoyang kepemimpinannya.
Aisyah berhasil diperalat, karena , sejak Rasul masih ada, dia.memang tak pernah akur dengan sang keponakan.

 Singkat cerita, di sebuah lembah dekat kota Basrah,  pada 7 November 656 Masehi kedua pasukan bertemu dan adu runcing senjata..
Kita tidak berbicara jalannya perang yang akhirnya dimenangkan Ali RA tersebut.

 Karena meski di Basrah,  peristiwa ini lebih terkenal dengan sebutan   Perang Jamal. Alias Perang Unta. Disebut perang Jamal, karena Aisyah  yang langsung menjadi komandan perang, mengendarai unta yang pernah  dipakai Rasulullah dalam salah satu ekspedisinya.

 Maka menurut  kata riwayat, unta itu menjadi  benteng pertahanan terkuat kubu Aisyah.   Bukan karena besar dan kuatnya, atau posisinya yang strategis, namun  celah psikologis kerinduan ummat pada Rasul.
Karena onta yang  dikendarai perempuan itu adalah warisan Rasul. Maka oleh petualang2  tadi, dihembuskan keyakinan bahwa mempertahankan onta itu tetap hidup  dalam.pertempuran itu, sama dengan menjaga Rasul. 

 Apalagi yg mengendarai adalah istri kesayangannya.
Maka terjadilah peristiwa ironis, pertumpahan darah dan nyawa makhluk berakal karena mempertahankan makhluk tak berakal.

 Duel berkepanjangan terjadi,
 Karena pasukan Aisyah punya semangat berlebih dalam  mempertahankannya.Apalagi diantara mereka adalah org yang pernah bertemu  Rasul secara langsung di Madinah.

 Perang yang tadinya untuk menuntut kematian Usman berubah menjadi perang memperebutkan onta.

 Ali RA yang sudah kenyang asam garam perang sangat mengerti efek  psikologis "jihad" pihak lawan. Dirinya tak ingin timbul korban lebih  banyak dari sesama.ummat.

 Maka Ali RA memfokuskan kekuatan  pasukan untuk menebas leher si onta agar pertempuran berat sebelah itu   segera berhasil. Itu setelah didahului negosiasi dan permintaan menyerah  kepada pasukan Aisyah yg sudah terkepung, namun ngotot melanjutkan  "jihad" mereka.

 Apa yang dipikirkan Ali terbukti. Begitu onta  tersebut berhasil dibunuh, semangat pasukan Aisyah untuk meneruskan  pertempuran langsung hilang lalu menyerah. Yang dilanjutkan dengan  perintah menyerah dari Aisyah kepada pasukannya.

 Sesaat setelah  ditawan, kepada Aisyah, Ali mengatakan sopan . "Ibu, sebaiknya jangan  pernah lagi ikut campur urusan politik, karena semua ini hanya tipu  daya." ibu tidak akan jadi tawanan. Saya memilih untuk memulangkan ibu  ke Madinah, dengan pengawalan lengkap agar selamat sampai   di tujuan

 Aisyah yang saat itu baru sadar telah diperalat oleh petualang politik,   tak berkata apa-apa. Diceritakan dirinya menjadi sangat malu   Khususnya kepada Ali, karena ikut menjadi biang pertumpahan darah sesama  muslim.
Maka sejak saat itu, setibanya di Madinah, Aisyah  tak  pernah lagi melibatkan diri dalam urusan ummat dan politik kekhalifahan  Islam.
Setelah perang itu.
Aisyah sepenuhnya mengabdikan diri  menjadi pendidik ummat, lewat2 pengajaran dan pengalaman2 yang dialami  saat masih bersama nabi.Hingga wafat pada tahun 678 M dalam usia 67  tahun..

 Maka peristiwa pembakaran bendera HTI atau Tauhid yang  dilanjutkan dengan demo di Jakarta kemaren,  terefleksi dr perang  Jamal.yang dilakoni Aisyah dan Ali tersebut.

 Di sini ada  provokator,  petualang politik, kumpulan manusia lugu yang sukses jadi  alat bagi tujuan pihak ketiga. Yg belum itu adalah,  penebas leher onta.  Kita tunggu saja seberani apa tindakan aparat terkait. Krn yang  diperebutkan dgn korban yg timbul sangat tidak layak untuk  diperbandingkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun