Saat ini banyak lahir blog bahkan website yang artikelnya diambil dengan cara salin tempel atau mencurinya melalui script AGC (Auto Generated Content).
Pernah aku ikut nimbrung di kolom komentarnya para blogger, dan aku bilang AGC dan salin tempel ide orang itu jahat.
Eh, mereka pun dengan seenaknya berdalih "Ah, blog kita kan blog kecil sedangkan yang aku AGC dan aku salin adalah blog berita. Mereka sudah kaya, sudah jaya."
Padahal, di sebalik itu semua, artikel di blog-blog kecil pun turut dicuri oleh mereka. Tanpa ada sumber link, tanpa ada kredit nama pembaca. Benar-benar jahat.
Di Kompasiana juga begitu, kan? Sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak artikel Kompasianer yang di-copas dengan seenak jidat. Bagi para penulis senior, mungkin hal semacam ini bisa mereka anggap sebagai "cara baru berbuat baik dan berbagi kebaikan".
Tapi bagi yang lain? Tetap saja ada perasaan kesal bin semak hati karena kerja keras mereka dalam menulis artikel malah harus berakhir dengan kasus "pencurian".
Aduh! Rasanya tulisan bagian akhir ini sudah keluar dari judul.
Syahdan, apakah aku akan berhenti menulis di Kompasiana? Tidak. Walau sekesal apa pun diriku terhadap views yang sedikit dan nominal K-Rewards yang kecil, tetap aku bahagia menulis di Kompasiana. Meskipun tidak sebahagia dulu.Â
Saat ini, barangkali porsi artikelnya saja yang akan aku batasi. Karena, rasanya jadi tiada berbalas tenaga yang dikeluarkan dalam menulis ketika kitanya sendiri tidak senang.
Demikianlah tulisan ini disajikan. Aku lega.
*Alep nien=bagus nian. [Bahasa Rejang]