Rasa-rasanya ada yang mengamatiku, tambah lagi ketika beberapa Kompasianer mengucapkan "Selamat HL", "HL Mulu", atau "HL Terooos!".
Tertekan rasanya, dan fenomena ini menjadi alasanku untuk tidak aktif bahkan keluar dari grup Kompasianer.
Tidak ada yang salah sebenarnya. Namanya juga apresiasi. Aku sungguh menghargainya.
Hanya saja, di sisi yang sama aku merasa ruang lingkup menulisku di Kompasiana jadi terbatas. Aku ingin menulis bebas, misalnya dengan target pembaca anak-anak SD atau SMP.
Kan bisa menulis di kategori Ruang Kelas? Iya, bisa. Tapi aku kurang pede.
Tambah lagi materi ajarku adalah Pendidikan Agama, sedangkan di K lebih sering viral ilmu Sains dan Matematika. Lagian kan, tidak cocok pula rasanya ketika aku posting materi ilmu tajwid, tapi sponsor yang muncul malah iklan "Obat Kuat".
Khusus materi ajar seperti ini, aku lebih bahagia menulisnya di blog pribadi. Ramai yang baca, karena memang tulisannya tertarget dan banyak anak-anak yang butuh.
Ketika Blog Pribadi Menjadi Pelarian
Akhir bulan ini aku sedang bahagia menulis di blog pribadi. Alasannya, unique visitors-ku bulan ini telah mencapai 140K pembaca. Angka yang banyak bagiku. Soalnya, ketika menulis di Kompasiana, pembaca maksimalku dalam 1 bulan maksimal 30K saja.
Dan seperti yang kukatakan tadi, menulis di blog pribadi sangat cocok untuk pelarian karena aku bisa menulis dengan lega, menulis lepas dan bebas.
Aku bisa menulis topik apa pun tanpa harus baperan dengan label maupun ketidaksesuaiannya dengan profesi dan pekerjaanku.
Tambah lagi dengan segunung fenomena pelik dan meresahkan yang terjadi di banyak website saat ini, termasuk di Kompasiana. Benar. Fenomena apalagi kalau bukan copy paste.