Ya, ya, ya. Total ada 12 tulisanku di Kompasiana pada bulan Juli. Rasanya data tersebut adalah statistik terendah selama 2 tahun merangkai kata di blog keroyokan ini.
Biasanya, dalam sebulan minimal aku bisa menulis 30-50 artikel per bulan dan maksimalnya adalah 60 tulisan.
Tapi itu dulu, tepatnya ketika Tuan Ropingi dan Tuan Prof. Apollo Daito merajalela di beranda Kompasiana. Rasa-rasanya, kedua Kompasianer ini nyaris posting artikel tiap jam. Ngeri!
Aku tiada bisa menandingi, tapi minimal aku bisa menghasilkan tulisan minimal 45 artikel/bulan di Kompasiana gara-gara mereka.
Sekali lagi kukatakan, itu dulu. Sekarang kisahnya cukup berbeda. Ada segenap kebosanan yang menerpaku jikalau harus rajin memosting artikel di Kompasiana.
Walau begitu, aku tetap menulis, kok. Tepatnya di blog pribadi. Khusus bulan ini, ada total 93 artikel kutulis di blog sendiri juga dengan jari-jari sendiri. Benar-benar pelarian!
Beberapa Alasan Mengapa Aku Merasa Bosan Menulis di Kompasiana
1. Terkadang Ditodong oleh Alasan Mengapa Harus Rajin Posting di Kompasiana
Lho, kan ada Opa Tjipta dan Oma Roselina yang terus konsisten posting artikel setiap hari, bukankah itu adalah K-ners penggerak?
Iya, memang tidak terbantahkan.
Pun demikian dengan para Kompasianer lain. Dari ratusan ribu K-ners, banyak pula yang rajin menulis. Dan itu sungguh memotivasi.