Ya, meskipun informasi berikut dengan berkas pendaftaran CPNS tahun 2018 dibuat menggunakan ketikan, tapi untuk mendaftar CPNS, kita sebagai peserta harus menulis berkas menggunakan tulisan tangan.
Karena waktu itu aku juga membuka jastip alias jasa scan berkas, upload berkas, edit foto, hingga print kartu pendaftaran CPNS, akhirnya setiap hari rumahku ramai dengan tamu.
Bahkan, tidak sedikit pula dari teman-temanku yang menumpang dan menginap di rumahku demi mencari waktu terbaik dalam mendaftar CPNS. Terang saja, dulu sinyal di daerah kami belum ada yang 4G. Masih 3G. Jadi harus menunggu waktu fajar untuk mendaftar.
Nah, di sela-sela masa tunggu itulah aku dan temanku mulai menulis surat lamaran dan surat pernyataan.
Kertas double polio telah kami beli, bahkan kertas HVS dengan garis-garis layaknya buku pun sudah kubuatkan. Ditemani dengan gorengan, salak, hingga bakso, mulailah kami menulis. O ya, bahkan pena tinta pun sering dipinjam oleh temanku. Hemm
Menulis tulisan tangan, aku kira susah-susah gampang. Meskipun aku sendiri sering menulis di papan tulis maupun buku jurnal guru, tetap sana suasananya jadi berbeda ketika aku menulis surat lamaran CPNS. Ada rasa khawatir, deg-degan, bahkan kurang fokus saat memulainya.
Bagaimana tidak, surat lamaran kerja harus ditulis dengan huruf kapital semua, dan diusahakan tidak ada coretan. Bahkan lebih dari itu, karena contoh surat lamaran CPNS lumayan panjang, kami pun harus mengakali ukuran tulisan agar muat satu halaman. Soalnya mau di-scan nanti.
Nah, gara-gara beberapa aturan itulah akhirnya fokus kami pecah. Aku sendiri pun sempat mengulang hingga tiga kali dalam menulis surat lamaran CPNS. Tulisan pertamaku, keterangan tempat dan tanggalnya terlalu ke kanan. Yang kedua, tidak muat satu halaman. Ah, kesal. Hahaha
Bahkan, sebelum melanjutkan tulisan yang ketiga, aku sempat berpindah lokasi dari kamar ke ruang tamu sembari minum kopi pahit untuk mencairkan suasana. Dan alhamdulillah, pada surat lamaran yang ketiga kalinya, tulisanku bersih, dilanjutkan dengan beberapa surat pernyataan.
Aku lega karena tidak memakan waktu hingga berjam-jam.
Tapi, temanku beda lagi. Ada lebih dari dua orang tamuku yang selalu gagal menulis surat lamaran. bahkan, kertas double polio yang aku sediakan sampai ludes dan aku harus pergi ke fotokopian dekat rumah untuk kembali membelikan kertas.