Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Antara Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Akselerasi Pemerataan

30 Agustus 2020   06:49 Diperbarui: 1 September 2020   06:11 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesenjangan sosial dan pendidikan. (sumber: THINKSTOCKS/ARTISTICCO via kompas.com)

Sudah setengah tahun pendidikan di bumi Pertiwi berlayar di tengah pandemi covid-19. Perlahan namun pasti, berbagai masalah terkait penyediaan akses layanan pendidikan melalui sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mulai menemukan solusi.

Pandemi seakan sudah membuka "aib" wajah pendidikan kita. Aib yang paling terang kemilaunya adalah kesenjangan layanan pendidikan dari segi infrastruktur. Ragam komponennya ialah kesenjangan dari sisi sinyal internet hingga daerah 3T yang masih sering mati lampu.

Tapi, jangan lupa pula bahwa di awal-awal bergulirnya pembelajaran dari rumah juga membuka "aib" kualitas pendidikan dari segi kompetensi guru. Sebagian guru masih dirasa susah move on dari "mindset tradisional" dan "zona nyaman" sehingga PJJ begitu rawan akan kebosanan.

Lagi-lagi ini adalah kewajaran. Di era pandemi, jangankan mau berbicara tentang adaptasi mengajar guru di era kebiasaan baru. Membiasakan publik untuk selalu mengenakan masker saja begitu susahnya. Padahal, prioritas keamanannya lebih tinggi, kan?

Alhasil, tampak titik terang bahwa sejatinya sebagian masyarakat bumi Pertiwi masih kesulitan mewujudkan kedisiplinan.

Namun di bidang pendidikan tentu saja masyarakat bukanlah pihak yang dianggap salah. Pendidikan dan pembelajaran pelakunya adalah guru, maka dari itulah pihak yang duluan tersorot gerak-geriknya ialah guru.

Secara garis besar, inilah tantangan yang kita hadapi baik di era pandemi maupun di era normal sesudahnya nanti. Tantangan pertama ialah peningkatan kualitas pendidikan, sedangkan tantangan kedua ialah peningkatan distribusi kualitas pendidikan agar merata.

Kedua tantangan ini sejatinya sangat mendesak untuk diperbaiki, mengingat negeri ini segera mau "tancap gas" untuk berdiri tegak mengejar transformasi serta berlari kencang menuju digitalisasi.

Mau tidak mau, bukan? Jujur saja, kita sudah bosan tersorot oleh dunia karena kualitas pendidikan yang rendah.

Lihat saja peringkat Indonesia pada evaluasi Programme for International Student Asessment (PISA).

Kolase Foto: KOMPAS/Tanoto Foundation/ANTARA/Muhammad Bagus Khoir
Kolase Foto: KOMPAS/Tanoto Foundation/ANTARA/Muhammad Bagus Khoir

Berdasarkan laporan PISA yang telah rilis pada Selasa 3 Desember 2019 lalu, skor Membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor Matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor Sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun