Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Inilah 3 Kesulitan Terbesar Saat Mengajar SD di Pelosok

22 Juni 2020   20:05 Diperbarui: 23 Juni 2020   16:59 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Komariah (29) guru tunggal SD Muhammadiyah 4Filial Kabupaten Banyuasin,Sumatera Selatan saat mengajar. Foto: KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA

Kesulitan Kedua: Memilih Kata/Kalimat Sederhana dalam Mengajar

Foto guru SD sedang mengajar di kelas III. Dok. Ozy V. Alandika
Foto guru SD sedang mengajar di kelas III. Dok. Ozy V. Alandika
Usia SD adalah usia di mana anak-anak berbahagia dan senang bermain, makanya tidak salah bila ada guru yang merekatkan aktivitas belajar sambil bermain demi menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Terang saja, pembelajaran yang terkesan monoton dan suka membuat kepala anak-anak "berasap" hanya akan melahirkan rasa bosan semata. Begitu pula dengan sikap dan pemahaman mereka saat belajar di kelas.

Jika anak-anak SD merasa kesulitan memahami apa yang disampaikan oleh guru--entah itu kalimat perintah, penjelasan, serta kesimpulan--maka mereka akan cepat bosan. Beruntung bila ada siswa yang berterus terang yang bertanya kepada guru "idak ngerti, Pak!", kalau tidak?

Pembelajaran di kelas jadi kurang asyik dan kesan anak kepada guru jadi kurang begitu "wah". Tapi, apakah mengajar dengan terbiasa memilih kata/kalimat sederhana itu mudah?

Sayangnya menumbuhkan kebiasaan seperti itu tidaklah mudah, terlebih lagi bagi saya yang sebelumnya mengajar di SMP rujukan tapi kemudian pindah ke SD yang cukup pelosok.

Di SMP, biarpun saya menggunakan kata/kalimat yang cukup berat seperti istilah, bahasa Inggris, maupun bahasa Arab, anak-anak masih mudah memahami dengan cara bepikir kritis maupun sintesis.

Tapi di SD? Saya harus berbicara menggunakan kata/kalimat yang dekat dengan mereka. Contohnya saat pertama kali saya mengajar menggunakan proyektor LCD/infocus.

Karena sebelumnya mereka tidak pernah dekat dengan teknologi pendidikan maupun alat-alat digital, maka kata infocus, LCD maupun proyektor masih asing di telinga anak-anak. Lalu, apa istilah yang mereka tahu? Ternyata, selama ini mereka menyebut infocus=layar tancap.

Begitu pula dengan berbagai istilah rumit lainnya. Anak-anak SD tidak bisa memahami makna kata secara cepat hanya dengan menghafal maupun mendengar penjelasan guru semata.

Mereka perlu mengalami dan kalaupun diminta membayangkan, minimal sesuatu yang dibayangkan itu dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Nah, inilah hal yang cukup sulit untuk dihadapi seorang guru di SD pelosok. Butuh kesabaran yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun