Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Lucunya Negeri Ini, Seorang Rektor pun Dapat Bansos dari Presiden

1 Mei 2020   11:50 Diperbarui: 1 Mei 2020   16:39 3443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tas Bansos dari Presiden. Gambar via cnnindonesia.com

Entah mau bersikap tepuk kening atau malah memaklumi, agaknya kita cukup bingung menerima berbagai fenomena bantuan sosial yang terjadi di lapangan saat ini. Agaknya sistem penyaluran Bansos begitu rumit hinggalah hal-hal sepele pun dipermasalahkan.

Bagaimana tidak sepele, hanya gara-gara kekurangan tas berlabel "Bantuan Presiden", pendistribusian Bansos jadi terhambat. Agaknya humor seperti ini kurang begitu lucu.

Terang saja, di saat-saat duka seperti ini pencitraan sudah tiada harganya lagi. Rakyat yang kekurangan butuh makan nasi, bukan malah makan tas bermerek. Kalau saja rakyat yang kekurangan mendengar berita ini, pastilah mereka tambah sedih dan menyayangkan birokrasi.

Mau tidak mau, Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mesti turun tangan berkomentar. Ia menyayangkan keterlambatan pemberian bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat terdampak Covid-19 karena tas jinjing yang belum tersedia.

"Jadi keterlambatan itu ya kita sayangkan kalau alasannya tas bertuliskan bantuan presiden. Kan bukan tasnya yang mau dimakan, tapi berasnya sama bahan-bahan pokoknya," kata Yandri ketika dihubungi wartawan, Kamis (30/04/2020).

Yang lebih lucu lagi, setelah dijelaskan oleh Mensos, penyebab belum tersedianya tas berlabel lengkap "Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19" ini berawal dari repotnya mendapat bahan baku tas yang harus impor.

Tambah bingunglah kita. Rasanya akan banyak muncul prasangka-prasangka unfaedah. Bahan tasnya beli di mana, dibuat oleh siapa, serta siapa yang bertanggungjawab. Bantuan dari rakyat dan oleh rakyat, haruskah ditambah embel-embel nama seorang "Raja"?

Sudah seperti pertanyaan proyek besar saja! Sepertinya sepele, tapi kebiasaan seperti ini dari pihak pemerintah harus segera diluluh-lantakkan.

Jika dipikir-pikir lagi, andai memang sebegitunya membutuhkan tas, mengapa tidak berdayakan saja saudara-saudara kita yang beralih profesi sebagai perajut masker. Toh, mereka juga bisa lebih mudah mendapatkan bahan kain untuk membuat tas. Di sinilah kita makin sedih.

Hebatnya, belum selesai embel-embel tentang tas yang bermerek "Bantuan Presiden", muncul lagi kasus lucu lain yang bertajuk salah kirim Bantuan Sosial (Bansos). Bansos yang mestinya harus sampai di tangan rakyat miskin, malah singgah di tangan orang yang "berada."

Adalah Seorang Rektor sekaligus Profesor Universitas Ibnu Chaldun bernama Musni Umar yang membuat pengakuan via Twitternya bahwa ia telah menerima Bansos dari Jokowi baru-baru ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun