Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ibaratkan Petani, Saat Ini Guru Serasa Mengajar di "Lahan Kontrakan"

26 April 2020   15:05 Diperbarui: 27 April 2020   03:34 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru ibaratkan seorang petani. Foto: Sasin Tipchai dari Pixabay

Jika nanti sudah memasuki masa panen, maka siswa disilakan untuk memilih ke mana jalan masa depan yang ingin mereka tempuh. Ibaratkan tanaman yang berkualitas tinggi, akan banyak agen atau tawaran yang datang. Meningkat kualitas, maka meningkat pula harganya.

Namun, sudah hampir dua bulan ini kisah perjalanan guru seakan berubah drastis. Imbas virus ganas bernama Covid-19, sistem pembelajaran berpindah dari tatap muka langsung di sebidang kelas menjadi tatap muka di media ataupun tatap tugas di rumah.

Ada rasa yang berbeda karena kali ini guru tidak lagi leluasa untuk bercocok tanam. Guru belum bisa lagi sering-sering menatap siswa secara langsung karena semua kegiatan harus dilakukan dari rumah, dan di rumah saja.

Guru Serasa Mengajar di "Lahan Kontrakan"

Ruang kelas sebagai lahan ajar utama. Foto: Wokandapix dari Pixabay
Ruang kelas sebagai lahan ajar utama. Foto: Wokandapix dari Pixabay
Jika ditilik kembali apa rasa yang berbeda itu, maka jawaban guru adalah soal keterbatasan lahan ajar. Di sekolah walaupun hanya mengajar di sebidang kelas, tapi bagi guru lahan ajar itu sudah sangat luas.

Di sana guru memiliki kebebasan dan keleluasaan untuk membentuk karakter serta mencurahkan butir-butir ilmu. Siswa-siswi sebagai tanaman di kelas akan tumbuh berbekal semangat diri dan motivasi langsung dari guru.

Di sana pula guru yang baik akan menerapkan SCL alias Student Centered Learning, sebuah sistem pembelajaran yang berpusat dan dibangun oleh siswa. sistem SCL Akan membuat lahan ajar lebih gembur, dan siswa yang tumbuh di dalamnya bisa makin subur.

Sekarang, lahan ajar itu berpindah ke rumah dan dunia maya. Rasanya mengajar jadi beda karena guru seakan-akan sedang ngontrak lahan.

Terang saja, jika menggelar pembelajaran online maka uang kontrakan berupa pulsa dan kuota. Jika belajar di rumah via TVRI maka guru juga seakan sedang mengontrak televisi.

Apa jadinya jika guru telat bayar uang kontrak lahan ajar?

Apa jadinya jika lahan kontrakan itu tak layak tanam?

Apa jadinya jika keterbatasan menjadikan guru tak punya lahan ajar sama sekali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun