Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Duhai Orangtua, Tetaplah Temani Anakmu Belajar di Rumah

20 Oktober 2019   11:58 Diperbarui: 20 Oktober 2019   15:17 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, walaupun memang teman satu kelas tidak ada yang dapat nilai di atas 50, tetap saja jika nilai belum lewat dari 60 maka belum aman. Dan karena ketakutan, saya begitu bingung dan takut untuk pulang sekolah.

Tapi, menjelang pulang saya melihat teman-teman yang dapat nilai rendah mengoyak kertas dan membuangnya ke semak-semak didekat pagar sekolah. 

Dan kreatifnya, kertas yang dikoyak adalah dua lembar. Selembar nilai 0 dan selembar lagi kertas kosong yang memang sambungan dari kertas bernilai 0 itu sendiri. Ya, biar tidak ketahuan. Hihi

Beberapa kali mengoyak kertas, akhirnya ibu saya tahu. Hebatnya, dia hitung berapa lembar kertas yang ada di buku. Dan benar saja, kertas di buku saya berkurang dua lembar. Padahal waktu itu saya sedang belajar ditemani orangtua.

Mulailah ada introgasi. Saya hanya mengaku mengoyak kertas untuk membuat pesawat terbang mainan. Agaknya ibu tahu bahwa saya sedang berbohong, tetapi ia tidak mau menganggu waktu belajar saya.

Hebatnya, dua hari kemudian ibu saya menunjukkan kertas matematika bernilai 0 yang sudah usang. Jujur saja, saya begitu heran dan memerah. Dari mana ibu bisa dapat kertas itu.


Dan ternyata, ibu mendapatkannya tepat dari semak-semak tempat kami membuang kertas nilai beberapa hari yang lalu. Ibu mendapat informasi dari seseorang yang tinggal di dekat SD. Kata orang itu, anak-anak sering membuang kertas di pagar sekolah yang berbatasan langsung dengan rumahnya.

Wah, saya ketahuan! Akhirnya saya dihukum tidak boleh main sepeda selama seminggu. Beberapa kali saya diam-diam keluar rumah dengan sepeda, tetapi esok harinya ban sepeda saya tinggal 1. Ya, itu kerjaan ayah!

Bayangkan jika orangtua tidak pernah menemani anaknya belajar di rumah. Anak tidak akan pernah belajar, dan tidak akan menaruh perhatian kepada sekolah. Orangtua juga tidak akan tahu anaknya dapat nilai berapa, kerjaan di sekolahnya benar atau tidak.

Guru mudah saja menebaknya. Ketika anak-anak selalu ketinggalan buku pelajaran, ketika baju anak kusut, ketika PR tidak dikerjakan, itulah tanda-tanda anak tidak diperhatikan.

Terang saja, sepintar apapun guru pasti mereka punya kesalahan. Tepatnya kurang teliti, atau mungkin kurang literasi. Dan kesalahan-kesalahan ini tidaklah bisa dideteksi oleh anak, melainkan hanya bisa diketahui oleh orangtua yang perhatian dan selalu menemani anak belajar di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun