Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Duhai Orangtua, Tetaplah Temani Anakmu Belajar di Rumah

20 Oktober 2019   11:58 Diperbarui: 20 Oktober 2019   15:17 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar sendiri. (Sumber: harrania.com)

Dan apa yang terjadi saat kita pulang? Plaakkk! Pantat kita dipukul oleh ibu, dan ia ngomel habis-habisan. Terang saja, kita masih kecil dan belum tahu bagaimana khawatirnya orangtua menanti kita yang tak kunjung pulang ke rumah.

Akhirnya, timbullah mitos-mitos membahana yang mulai membuat kita takut:

"Besok, pulang sekolah langsung ke rumah ya, nanti diculik hantu!"

"Sekarang banyak penculik anak. Kalo kamu diculik, kepalamu akan dibuang sebagai tumbal jembatan!"

Dan banyak lagi.

Tetap Temani Mereka Belajar

Menemani anak belajar (Sumber: tempo.co)
Menemani anak belajar (Sumber: tempo.co)
Kebanyakan anak yang sukses dan berprestasi di sekolah adalah mereka yang selalu mengulang pelajarannya di rumah. Jika selama ini para orangtua hanya menuntut guru untuk mencerdaskan anak-anak mereka, maka akan mustahil anak itu bisa berprestasi.

Guru hanya memotivasi, mentrasfer ilmu, dan memberikan langkah-langkah untuk sukses. Seterusnya? Kembali kepada orangtua.

Jika orangtua perhatian dan menemani anak belajar di rumah, mereka akan sangat tahu gerak-gerik kita, mereka juga tahu progress perkembangan keilmuan kita, serta mereka juga kenal dengan guru-guru kita.

Makanya jika kita pulang sekolah, orangtua selalu bertanya kita dapat nilai berapa, belajar sama siapa, ada PR atau tidak, tadi jajan apa di sekolah. Selama kita menjawabnya dengan jujur, maka amanlah kita. Masih ada kesempatan untuk bermain. Hehe

Tapi jika kita bohong? Sungguh alamat bahaya. Terkait dengan nilai. Dulu sewaktu SD saya sering pula dapat nilai 0, 20, dan 50 pada pelajaran matematika. Nilai itu begitu horor bagi saya, hingganya takut untuk mengatakan kepada orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun