Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Lupa Bahwa Pemimpin Zalim Berasal dari Rakyat yang Zalim

29 September 2019   06:42 Diperbarui: 29 September 2019   06:48 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rakyat Yang Terzalimi. Gambar dari Kasun Chamara. (www.pixabay.com)

Rakyat Baik Pemimpinnya Baik

Sebaiknya, pengertian "baik" bagi pemimpin di sini adalah murni dan utuh tanpa ada ketimpangan, tanpa ada celah, dan tanpa ada yang kurang suatu apapun. Untuk itu, jangan ada nafsu yang melapisi bahkan mencederai pengertian baik itu.

Pemimpin yang baik berawal dari rakyat yang baik dan punya keteguhan iman yang kokoh. Akan percuma jika pemimpin itu baik kemudian ia tak punya iman, karena nantinya akan terlemahkan dengan nafsu yang menghancurkan.

Memang benar bahwa setiap rakyat bahkan pemimpin tidak ada satupun yang bisa mencapai pengertian baik secara hakikat, karena mereka juga manusia. Hanya saja, usaha untuk mencapai kebaikan yang hakiki perlu terus dilakukan.

Dan jika usahanya adalah untuk mencapai kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, dan kemajuan negeri, maka tidak cukup dilakukan oleh para pimpinan saja. Rakyat pula harus ikut andil dan berpartisipasi dalam memajukan negeri ini, tentu saja dengan cara yang baik.

Komunikasi dua arah menjadi salah satu opsi penting dalam mendukung kemajuan negeri. Jika kita adalah rakyat, maka kita bisa dengan lembut memberi teguran, menyampaikan aspirasi dan keluhan, serta mengusulkan cara-cara bijaksana serta inovatif untuk memajukan negeri.

Jika kita adalah pemimpin, maka kita bisa untuk menyampaikan informasi secara jelas kepada rakyat terkait dengan kondisi negeri ini. Kita pula bisa membuat kebijakan-kebijakan yang bijaksana dengan cara mendengar aspirasi, keluhan, dan usulan rakyat.

Karena biar bagaimanapun bagusnya kebijakan menurut penilaian pemimpin, tetap saja rakyat yang menjalankannya. Rakyat juga yang akan merasa sakit atau bahagia. 

Dan rakyat juga yang dapat menilai bahwa mereka sedang teraniaya, tertindas, atau malah tersejahterakan. Untuk itu, penting bagi rakyat dan pemimpin untuk duduk, sakit, dan bahagia bersama.

Lagi-lagi harus dengan cara yang baik. Meskipun kenyataan saat ini begitu pahit untuk dicicipi, tetap saja kita sebagai rakyat tak bisa melulu terus merebusnya dengan celaan. 

Sejenak kita bisa lihat Fir'aun. Fir'aun adalah contoh seburuk-buruknya pemimpin, namun umat Nabi Musa tak pernah melakukan aksi demonstrasi padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun