Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gara-gara Sinetron Cinta, Murid-Muridku Jadi "Bucin"

23 September 2019   20:41 Diperbarui: 23 September 2019   22:53 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bucin (Budak Cinta). Gambar dari Film Pendek Cinta Anak SD. (youtube.com)

Sinetron Cinta Bertebaran
Semenjak tayangnya film Dilan, sangat banyak beredar snap, status, dan meme bertajuk budak cinta. Ya, tulisan-tulisan dan gambar berisikan kalimat gombal serta gaya berpacaran layaknya suami-isteri tersebar di mana-mana.

Hebatnya, banyak dari gombalan itu yang dihafal oleh murid, bahkan murid-murid sendiri yang mengimprovisasikan sesuka mereka. Kadang kala, guru-guru yang sudah uzur ikut-ikutan mereka gombalin. Ya, sekadar untuk mendongkrak nilai mereka. Meski akhirnya kena tabok. Haha.

Dari perilaku "keduluan dewasa" murid-murid ini, ternyata yang menjadi biang utamanya adalah sinetron. Sehabis film Dilan, muncul bertubi-tubi sinetron dan FTV yang mengumbar gombalan luar biasa layaknya budak cinta. Hebatnya, semua sinetron dan FTV itu mengangkat judul cinta dan keromantisan.

Mulai dari cinta buta, rindu tanpa cinta, api cinta, cinta karena cinta, hingga cinta anak muda. Semua film bertajuk cinta ini tayang dari siang, sore, hingga malam hari, yang membuat anak-anak remaja begitu baperan, dan para orang tua yang semakin muak karena tak bisa tukar channel.

Belum lagi ada tambahan FTV pendek yang hanya berdurasi 1,5-2 jam lalu tamat. Mulai dari film cinta karena jarum jahit, karena bakso, karena nasi padang, karena jengkol, karena pembantu cantik, hingga cinta karena odong-odong. Bahkan adapula cinta yang harus lapor 1x24 jam. Huuh.

Tayangan Sinetron Cinta Merusak Pikiran Anak
Sebenarnya, apa yang dikejar oleh stasiun televisi hingga rela mendidik anak-anak bangsa menjadi Bucin. Semua judul tentang cinta terus-menerus disajikan. Dan kebanyakan film itu dilumuri dengan gombalan-gombalan yang membuat baper, pelukan, pegangan tangan, hingga ucapan-ucapan bernada mesra.

Sinetron cinta seakan telah menyebarkan bumbu-bumbu micin yang langsung disantap anak-anak sebagai tayangan olahan cepat saji. Ini alamat bahaya!

Jika yang menontonnya orang-orang dewasa sebenarnya bukanlah masalah. Bahkan, orang-orang dewasa pun muak jika terus-menerus mendengar gombalan-gombalan. Terlebih lagi jika gombalan itu disertai dengan perilaku layaknya budak cinta, maka langsung mereka ganti channel, atau segera mematikan televisi.

Tapi jika anak-anak yang sudah "keduluan dewasa" ikut menontonnya, kita juga yang repot. Yang jelas, pikiran mereka yang sejatinya "belum mampu" menimbang cinta malah akan terpengaruh bahkan ikut-ikutan berperilaku layaknya budak cinta.

Dunia sekolah yang sejatinya luas akan jadi sempit saat anak-anak sudah hanya memikirkan cinta dengan pasangannya saja. Uang jajan, uang buku, bahkan uang transport pun rela mereka korbankan hanya untuk menyenangi sosok "dia" yang katanya sudah begitu melekat di hatinya.

"Bucin" Merambat Ke Murid-Murid SD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun