Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka, Saatnya Selipkan Nilai Multikultural

17 Agustus 2019   10:20 Diperbarui: 17 Agustus 2019   10:43 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hasil olahan pribadi.

Kembangkan Kurikulum Multikultural

Salah satu opsi terbaik untuk mengatasi berbagai konflik yang mengatasnamakan "etnis" adalah dengan "mencuci" otak pelajar. Pelajar sedari dini kita rasuki dengan nilai-nilai multikultural yang "baik". Kenalkan mereka dengan kearifan lokal daerah, dan kenalkan pula dengan ragam etnis di Indonesia.

Setelah mereka mengenal secara mendalam, gaungkanlah perihal toleransi. Dengan toleransi, kita bisa menerima berbagai perbedaan dengan damai, tanpa emosi, dan gerutukan. Sungguh, toleransi akan menghasilkan persatuan berupa kebaikan dan senyum antar sesama. 

Toleransi bukan pula hanya sebatas perihal budaya, bahasa, maupun ras, tetapi juga agama. Penting kiranya menerima keberadaan agama lain disekitar kita.

Karena sesungguhnya, makin beragama seseorang, makin taqwa seseorang, maka makin mudah mereka menerima. Jika kita lihat ada orang yang mengaku-ngaku paling taqwa dan "dalam" agamanya, tapi mereka senantiasa menyalahkan, mencaci, bahkan menjelekkan agama lain, berarti orang itu belum mencapai hakikat dari taqwa yang sesungguhnya. Bahkan orang seperti itu beragama secara setengah-setengah.

Ibaratnya seperti kita membuat jalan raya tapi setengah setengah. Di bagian ujung kita beri aspal, disini hanya kita beri batu gunung, dan tidak memasang jembatan. 

Keesokan harinya, kita mengendarai mobil melewati jalan itu. Akhirnya, kita sendirilah yang celaka. Uniknya, orang lain yang melewati jalan itu akan celaka pula.

Begitulah sejatinya dalam beragama. Jika setengah-setengah, kita sendiri yang rugi, bahkan mengajak orang lain berada dalam kerugian. Disinilah butuh pemahaman dan pengertian terhadap nilai-nilai multikultural dalam beragama.

Sama halnya dengan persoalan perbedaan bahasa, ras, suku, dan budaya. Sungguh itu bukanlah alat untuk menciptakan permusuhan, melainkan untuk menciptakan kesatuan yang hakiki. Tuhanlah yang mengajarkan. 

Salah satu firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal."

Makin beragam Indonesia, makin bersatulah kita. makin banyak perbedaan, makin kita saling mengenal. Kita ribut sesama, itu jelas karena kita belum kenal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun