Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sedekah dan Ikhlas, Rumus Jitu Investasi Milenial

19 Juli 2019   22:05 Diperbarui: 19 Juli 2019   22:35 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sedekah dan Investasi. Sumber: Pixabay

Kita kerja lalu dapat uang, itu wajar. Kita berjasa lalu dapat uang, itu wajar. Kita lembur lalu dapat uang lebih, itu wajar. Tapi, apakah cukup? Pasti jawabannya cukuplah. Cukuplah untuk ini untuk itu. Cukuplah untuk beli bensin, beli pulsa, dan beli makan. Tapi kata "cukuplah" sendiri mengandung artian keluhan kan! Ya, karena manusia tidak akan pernah merasa cukup, kecuali dengan bersyukur.

Mau mendapatkan rezeki yang tidak di sangka-sangka? Sedekah dan Ikhlaslah rumusnya. Kenapa? Perhatikan rumus di bawah ini:

Permisalan 1

Investasi/ sedekah Rp.500.000 dan berharap 2 kali lipat, maka 500.000:2= Rp. 250.000.

Permisalan 2

Investasi/ sedekah Rp. 500.000 dan berharap uangnya kembali, maka = 500.000: 1= Rp. 500.000

Permisalan 3

Investasi/ sedekah Rp. 500.000 dan ikhlas, maka 500.000: 0 = Tak terhingga

Milenial, dari permisalan 1 kita dapat simpulkan bahwa, berapapun uang yang kita investasikan, jika kita mengharapkan uang itu "beranak" 2x lipat, maka kita hanya akan mendapatkan setengahnya. Dari permisalan 2 dapat disimpulkan bahwa berapapun uang yang kita investasikan (tabung) maka sebesar itulah rezeki yang kita dapatkan. Dan permisalan 3 menunjukkan bahwa berapapun nominal investasi yang kita keluarkan dengan ikhlas, kita akan menerima rezeki yang  berlipat ganda. Tidak percaya hasilnya tak terhingga? Silahkan buka kalkulator, dan cobalah bagikan jumlah investasi Anda dengan angka Nol.

Perlu di ingat, rezeki bukan soal uang saja. Rezeki mencakup segala aspek kehidupan ini, seperti kesehatan, kesempatan, uang, kepercayaan, amanah jabatan, dan sebagainya. Jika kita sehat, maka kita bisa bekerja dan berinvestasi. Jika diberikan rezeki berupa kesempatan, maka kita bisa mengembangkan karir, mengembangkan kualitas diri, serta mengembangkan usaha. Jika di berikan rezeki berupa kepercayaan, kita akan mendapat banyak peluang-peluang rezeki lain seperti diberikan jabatan, mendapatkan prioritas, serta disenangi orang banyak. Itulah nikmatnya rezeki, lebih dari sekedar uang. Tapi, jika kita sakit, tidak punya kesempatan, dan tidak dipercayai orang lain, maka defisit akan terus menghantui.

Rumus diatas, bukan hanya sekedar permisalan belaka, karena juga seiras dengan firman Tuhan. Allah berkalam dalam Surah Al-Hadid ayat 18 "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak."

Dari kalam ini, tertuang makna bahwa sedekah merupakan salah satu bentuk investasi berupa meminjam dan menabung kepada Allah. Jika kita berinvestasi ke bank dan mencapai target saldo tertentu kita bisa mendapat bunga, maka berinvestasi kepada Allah tidak perlu mencapai target tertentu. Jikalau investasi ke bank perkalian % bunganya jelas, tapi kepada Allah dikalikan sebesar-besarnya tanpa batas. Dan beruntungnya, kita dipermudah dalam menyelesaikan urusan, serta dijauhi dari kesulitan. Ini rezeki yang besar, Asalkan ikhlas.

Milenial, sejatinya ikhlas itu tidak hanya diukur dari berapa jumlah investasi yang kita berikan, melainkan lebih dari itu. Misalnya saja, kita ikhlas menolong orang lain. Itu sudah termasuk investasi, karena bisa saja dimasa depan, orang yang kita tolong dimasa lalu akan balik menolong kita dimasa sulit. Atau, kita yang ditolong oleh orang lain. Jika bumi ini mengenal karma, berarti segala perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula, meskipun kita tidak mengharapkannya. Kebaikan itulah yang datang sendiri menghampiri kita.

Jika kita amati lagi rumus tadi, tidak heran kita jika melihat keberuntungan seseorang. Misalnya, ada yang dapat undian motor, mobil hingga dapat rezeki naik haji. Hal itu tidak aneh jika kita ukur dari rumus ikhlas, karena jelas balasannya "tak terhingga". Tapi, jika kita tidak begitu paham rumus ikhlas, bisa saja hal-hal aneh hinggap di kepala kita. mulai dari menuduhnya korupsi, hasil harta warisanlah, bahkan ngepet "menggandakan uang".

Dan jangan heran pula terhadap diri kita sendiri jika selama ini sudah berinvestasi namun terus mengalami defisit anggaran. Bisa saja investasi yang  kita lakukan "niatnya" tidak lurus, tidak ikhlas, dan mengharap lebih tanpa usaha yang lebih.

Rumus ikhlas ini agaknya kurang konkret jika dicerna akal. Tapi, kita butuh sebuah keyakinan diri dan juga kelurusan niat. Karena sejatinya niat yang buruk itu, jika dilakukan akan mendatangkan keburukan pula kepada kita. Tentu siapapun tidak akan suka menerima keburukan.

Saat berinvestasi jangan pandang ke langit terus. Sesekali pandanglah kebawah, lihatlah orang-orang didekat kita dan terbarlah kebaikan. Karena kebaikan itu, entah sejauh apapun kita lemparkan, yakin atau tidak, suatu saat kebaikan itu akan kembali kepada kita.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun