Pagi, aku sedang menanti cahaya yang datang dari timur raya
Biar menjadi suasana indah
Setelah hujan dari mataku tertumpah
Aku baru saja melepas kabut dari pandanganku
Yang sudah tiga purnama basah
Kataku menjelma menjadi cahaya, saat jarum jam mengarah angka tiga
Seperti sebelumnya setiap dini adalah milik kita, dan kita menggelar sujud-sujud cinta
Cahaya, kau adalah puisi cinta, yang terlahir setelah duka. Aku menuliskan apa saja, yang terukir dalam dada
Mungkin ini bukan puisi indah tapi cukup benderang dalam jiwa
Seperti terangnya pagi dan cahaya.
Cimahi, 26 Maret 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!