Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi, Cahaya

27 Maret 2021   07:17 Diperbarui: 27 Maret 2021   07:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi, aku sedang menanti cahaya yang datang dari timur raya
Biar menjadi suasana indah
Setelah hujan dari mataku tertumpah
Aku baru saja melepas kabut dari pandanganku
Yang sudah tiga purnama basah

Kataku menjelma menjadi cahaya, saat jarum jam mengarah angka tiga
Seperti sebelumnya setiap dini adalah milik kita, dan kita menggelar sujud-sujud cinta

Cahaya, kau adalah puisi cinta, yang terlahir setelah duka. Aku menuliskan apa saja, yang terukir dalam dada
Mungkin ini bukan puisi indah tapi cukup benderang dalam jiwa
Seperti terangnya pagi dan cahaya.

Cimahi, 26 Maret 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun