Pada bulan perayaan hari kemerdekaan sebuah negara, nasionalisme dan bendera nasional adalah dua elemen yang menyatu. Nasionalisme adalah ideologi yang sering kali berpusat pada rasa cinta dan kesetiaan terhadap suatu bangsa atau negara.Â
Di balik sehelai bendera, terdapat makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar sepotong kain berwarna. Bendera, dalam konteks nasionalisme, berfungsi sebagai simbol visual yang kuat.Â
Bendera bukan hanya representasi geografis, tetapi juga cerminan dari identitas, sejarah, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh suatu bangsa.
Representasi Identitas dan Sejarah
Setiap warna, motif, atau lambang yang ada pada bendera memiliki kisah dan makna historisnya sendiri. Misalnya, bendera Merah Putih Indonesia melambangkan keberanian dan kesucian. Merah adalah simbol keberanian, sementara putih melambangkan kesucian.Â
Kedua warna ini, yang telah digunakan dalam berbagai kerajaan di Nusantara, dipilih untuk mewakili semangat perjuangan dan cita-cita luhur bangsa.
Pengikat Solidaritas dan Persatuan
Bendera memiliki kekuatan untuk menyatukan individu dari berbagai latar belakang, suku, dan agama. Ketika berkumpul di bawah satu bendera, masyarakat merasa terhubung oleh satu tujuan dan identitas bersama.Â
Hal ini menciptakan rasa solidaritas dan persatuan yang sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa. Misalnya, dalam acara olahraga internasional, kita sering melihat bagaimana satu bendera dapat menyatukan jutaan pendukung dari seluruh penjuru negeri untuk mendukung tim nasional mereka.
Simbol Perjuangan dan Kedaulatan
Bendera sering kali menjadi saksi bisu dari berbagai perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.Â
Ketika bendera dikibarkan, hal itu menandakan kedaulatan dan kemandirian suatu negara. Mengibarkan bendera dengan bangga adalah cara untuk menghormati pengorbanan di masa lalu dan menegaskan kedaulatan di masa kini.
Dengan demikian, di balik sehelai bendera, tersembunyi makna mendalam tentang identitas, persatuan, sejarah, dan kedaulatan. Bendera adalah wujud nyata dari nasionalisme, sebuah pengingat visual akan siapa kita sebagai sebuah bangsa dan apa yang telah kita perjuangkan.
Makna Filosofis Bendera Merah Putih
Dalam konteks ke-Indonesiaan, bendera Merah Putih adalah simbol nasionalisme Indonesia yang paling kuat dan sakral. Lebih dari sekadar kain, Merah Putih merepresentasikan perjalanan sejarah, nilai-nilai, dan identitas bangsa Indonesia.
Penggunaan warna merah dan putih sebagai simbol telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti Majapahit dan Kediri, sudah menggunakan panji-panji berwarna merah dan putih. Ini menunjukkan bahwa kedua warna ini telah berakar kuat dalam kebudayaan dan tradisi bangsa.
Secara filosofis, makna warna Merah Putih sangat mendalam.
Merah melambangkan keberanian dan semangat juang para pahlawan yang rela mengorbankan darahnya demi kemerdekaan.
Putih melambangkan kesucian, ketulusan, dan niat murni bangsa untuk membangun negara yang merdeka.
Perpaduan kedua warna ini, keberanian yang dilandasi kesucian, menjadi inti dari semangat nasionalisme Indonesia. Ada juga interpretasi lain yang menyebut merah sebagai raga manusia dan putih sebagai jiwa manusia, yang saling melengkapi dan menyempurnakan.
Di masa lalu, Merah Putih adalah simbol perjuangan dan kedaulatan. Bendera Merah Putih memainkan peran krusial dalam masa perjuangan. Bendera ini menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah dan pengikat semangat juang para pejuang.Â
Puncaknya, bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati Soekarno dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, menandai lahirnya negara Indonesia yang berdaulat.Â
Momen itu menjadikan Merah Putih sebagai lambang resmi kedaulatan dan kehormatan bangsa.
Hingga saat ini, setiap kibaran Merah Putih di setiap sudut negeri adalah pengingat akan pengorbanan para pahlawan dan tanggung jawab kita sebagai generasi penerus untuk menjaga keutuhan dan martabat bangsa.
Menghormati bendera Merah Putih sama artinya dengan menghormati sejarah, perjuangan, dan cita-cita luhur bangsa. Ini adalah perwujudan nasionalisme. Bendera Merah Putih tak boleh digantikan oleh bendera negara lain atau simbol lain sebagai simbol sakral nasionalisme ke-Indonesiaan.
Nasionalisme Mengakar di Daerah dan Pelosok
Menjelang tanggal 17 Agustus 2025, pemandangan semarak bendera Merah Putih menjadi identitas khas di setiap sudut Indonesia, dari perkotaan hingga pelosok desa. Kabupaten Tana Toraja sangat sibuk  bersama warganya dengan pemasangan bendera dan simbol-simbol Merah Putih lainnya.
Fenomena ini bukan hanya sekadar hiasan, melainkan sebuah manifestasi nasionalisme yang hidup dan berdenyut di tengah masyarakat.
Tradisi gotong royong di desa dan pelosok masih bertahan. Di daerah pedesaan, pemasangan bendera Merah Putih sering kali dilakukan secara gotong royong. Warga berbondong-bondong membersihkan lingkungan, mengecat pagar, dan memasang umbul-umbul serta bendera.Â
Tiang-tiang bambu yang dicat merah putih didirikan di depan setiap rumah, di pinggir jalan, bahkan di tengah sawah. Hal ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang masih kental, di mana perayaan kemerdekaan menjadi milik semua, tanpa terkecuali.
Bagi masyarakat di daerah terpencil atau perbatasan, pengibaran bendera Merah Putih memiliki makna yang jauh lebih dalam. Di wilayah-wilayah ini, bendera menjadi simbol kehadiran negara.Â
Guru dan pegawai di lingkup Provinsi Sulawesi Selatan bahkan mengumpulkan bendera, 1 orang 1 bendera untuk dibagikan ke berbagai wilayah pelosok dan pesisir yang kesulitan mendapatkan bendera Merah Putih.
Mengibarkan bendera dengan bangga di garis perbatasan, di puncak gunung, atau di pulau-pulau terluar adalah bentuk penegasan kedaulatan dan rasa memiliki terhadap Tanah Air.Â
Bendera menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan menjangkau setiap jengkal wilayah Indonesia, tanpa terkecuali.
Selain pengibaran bendera, semarak kemerdekaan juga diwarnai dengan berbagai lomba. Meskipun terlihat sederhana, lomba-lomba seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, tangkap belut, dll lsebenarnya menyimpan nilai-nilai luhur.
Tradisi Panjat Pinang adalah yang ditunggu warga di pelosok. Ini menggambarkan perjuangan dan kerja sama tim untuk mencapai tujuan bersama.
Lalu ada lomba Balap Karung yang melambangkan semangat juang dan kegigihan menghadapi keterbatasan.
Kegiatan Makan Kerupuk di berbagai kelompok warga juga diadakan. Kegiatan ini menunjukkan kesederhanaan dan kebersamaan, di mana semua orang bisa tertawa dan bersenang-senang bersama.
Semua kegiatan ini, dari pemasangan bendera hingga lomba-lomba, adalah cara masyarakat di pelosok memaknai kemerdekaan. Ini bukan hanya tentang seremonial, tetapi tentang menghidupkan kembali semangat perjuangan para pahlawan dan mempererat tali persatuan di antara sesama.
Dirgahayu Indonesiaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI