Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Mengapa Sangat Sulit Mengendalikan Sampah Di Tempat Umum?

10 Juli 2025   10:12 Diperbarui: 10 Juli 2025   10:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi terkini, sampah bertebaran di pinggir sawah spot foto KM 5 Mengkendek, Tana Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Beberapa waktu yang lalu, KM 5 dengan tulisan Selamat Datang di Kota Makale Toraya Mala'bi', spot yang menjadi perhentian kedua bagi pengunjung yang memasuki Toraja setelah pintu gerbang di Kelurahan Salubarani; sempat viral karena banyaknya sampah. Dinas Kebersihan langsung membersihkan lokasi. Tetapi, perilaku membuang sampah sembarangan, entah dari warga lokal atau wisatawan lokal yang menjadikan spot tersebut sebagai rest area, seolah "lupa" mengendalikan semua sampah yang mereka hasilkan. Kondisi ini benar-benar menjadi tanda adanya tantangan serius untuk mewujudkan Tana Toraja Masero (bersih).

Mengendalikan sampah di tempat publik memang merupakan tantangan yang kompleks. Hampir semua daerah memiliki pergumulan yang sama. Kabupaten Tana Toraja pun saat ini sedang mengalaminya tiada henti.

Di sepanjang pinggir jalan trans Sulawesi, poros Makale-Enrekang, tumpukan sampah yang dibuang orang tak dikenal banyak ditemukan. Beberapa tempat sudah terpasang tanda larangan dari warga lokal dan pemerintah desa (lembang), tetapi sampah misterius tetap ada di sana. Pemandangan berulang berupa sampah bekas popok, sampah rumah tangga, jeroan dan kotoran ternak, dll.

Pertanyaannya, di kala Pemda Tana Toraja sudah menggalakkan program Tana Toraja Masero (bersih) dan bahkan dunia global pun sedang gencar-gencarnya kampanye terhadap keselamatan lingkungan, mengapa kepedulian terhadap pengendalian sampah tatap masih kurang?

Barangkali beberapa faktor berikut ini bisa menjadi latar belakang penyebabnya.

Kurangnya Kesadaran dan Edukasi Masyarakat

Ini adalah akar masalah yang paling mendasar. Tulisan peringatan sudah ada. Banyak orang masih belum menyadari dampak buruk dari membuang sampah sembarangan, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan. Edukasi yang kurang efektif tentang pentingnya kebersihan dan pengelolaan sampah yang benar juga berkontribusi pada perilaku ini.

Sindrom NIMBY (Not In My Backyard) juga bisa menjadi masalah, di mana masyarakat menganggap sampah bukan lagi urusan mereka ketika sudah di luar rumah.

Keterbatasan Fasilitas dan Infrastruktur

Keindahan malam di spot KM 5 Mengkendek. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Keindahan malam di spot KM 5 Mengkendek. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jumlah tempat sampah yang kurang memadai atau bahkan tidak adanya tempat sampah di lokasi turut menjadi pemicu. Seringkali, tempat sampah di tempat publik jumlahnya terbatas, terutama di area yang ramai. 

Kondisi ini membuat orang malas mencari tempat sampah dan akhirnya membuang sampah sembarangan. Khusus di KM5, area pinggir sawah di sebelah kiri menjadi primadona membuang sampah. Padahal, di sekitarnya tumbuh padi dan tempat usaha ikan mas warga lokal. 

Kurangnya Pemilahan Sampah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun