3. Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Kemasan makanan dan minuman, kantong plastik untuk berbelanja, serta pembungkus hadiah (parcel) seringkali didominasi oleh plastik sekali pakai yang sulit terurai.
Kebiasaan sebagian besar warga yang masih menggantungkan cara membungkus parcel ini memang belum berubah. Paling praktis memanfaatkan wadah plastik. Apalagi toko-toko penyedia parcel juga melakukan hal yang sama.Â
Termasuk parcel untuk anak-anak yang datang berlebaran ke rumah. Di Kabupaten Enrekang dan Tana Toraja, banyak dijumpai penggunaan parcel untuk anak-anak. Hal ini terlihat praktis untuk membungkus beberapa jenis snack.
4. Tradisi Parcel dan Hadiah
Pemberian parcel dan hadiah saat Lebaran seringkali melibatkan banyak kemasan, termasuk plastik, kertas, dan pita.Â
Bahan tersebut memang paling praktis dan paling mudah ditemukan karena memang tersedia banyak di toko-toko. Prinsip mudah dipakai dan diaplikasikan inilah yang rentan menyumbangkan sampah.
5. Kurangnya Pemilahan Sampah
Kesadaran dan praktik pemilahan sampah di tingkat rumah tangga maupun di tempat umum masih rendah, sehingga semua jenis sampah tercampur dan sulit didaur ulang.
Memang, sudah banyak daerah yang menginstruksikan tindakan manajemen sampah. Hanya saja, tindakan tersebut hanya aktif di hari-hari awal. Selanjutnya, kembali ke pengaturan awal, kebiasaan lama, membuang sampah yang tergabung dalam satu tempat.
Ada yang konsisten memilah sampah, tetapi tindak lanjut jangka panjangnya dari daerah tidak ada. Ujung-ujungnya, semua sampah yang terpilah kembali tergabung di mobil pengangkut sampah hingga ke TPA.Â