Di malam hari, kota makin ramai dan gemerlap oleh lampu-lampu dari lapak penjual. Listrik didapatkan dari rumah terdekat. Ada pula yang menggunakan balon listrik gantung yang di-charge. Dengan gaya masing-masing, setiap lapak merayu pejalan kaki dan pelintas untuk membeli.Â
Menjelang tanggal 25 Desember dan malam Tahun Baru menjadi waktu panen terbaik bagi warga pendatang. Malam Natal dirayakan warga Toraja dengan pesta kembang api. Dan makin meriah di malam menyambut Tahun Baru.Â
Masih terpeliharanya toleransi antar umat beragama di Toraja dengan sangat baik juga turut menjadi alasan mengapa warga musiman non Kristen menjadikan Toraja sebagai sasaran meraup rupiah.
Rutin, setiap tahun, bulan Desember menjadi magnet bagi warga non Toraja menjadi bagian warga lokal. Desember telah menjadi magnet bagi mereka karena adanya event tahunan bertajuk Lovely December.Â
Ini adalah event akbar tahunan untuk mendorong perumbuhan pariwisata di bumi Lakipadada. Meskipun banyak kegiatan lain yang dilaksanakan, akan tetapi pesta kembang api adalah kegiatan yang paling ditunggu warga lokal dan pengunjung.Â
Pulangnya warga Toraja dari tanah dan atau menjadi berkah tersendiri bagi warga musiman Toraja. Pembeli terbanyak adalah perantau.Â
Jumlah warga bertambah signifikan dalam sebulan yang memicu meningkatnya aktifitas. Sektor pariwisata memetik hasil dan warga lokal mendapatkan manfaat dari kehadiran warga pendatang musiman.Â
Salah satu warga pendatang berpendapat bahwa di bulan Desember, ia bisa memasok hingga 5000 ekor ayam. Untuk merespon kebutuhan konsumen dalam merayakan Natal dan Tahun Baru. Ia memasok ayam dari tiga daerah, yakni Palopo, Enrekang dan Sidrap.
Kembali ke penjual petasan, seiring meningkatnya jumlah pemasok dan penjual petasan, ada dampak yang ditinggalkan. Kadar kerusakan udara di kota Makale dan Rantepao meningkat karena asap pembakaran petasan. Bau petasan tercium hampir tiap hari Jangan tanya bagaimana rusaknya kualitas udara di malam Natal dan Tahun Baru.Â
Demikian pula produksi sampah. Bekas bungkus petasan berserakan di mana-mana. Belum termasuk sampah dari makanan dan minuman. Namun, inilah dampak dari pergerakan ekonomi musiman di Toraja.Â