Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Rasa Itu

4 September 2021   14:08 Diperbarui: 4 September 2021   14:11 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tubuh seakan seakan sudah mati rasa. Begitu banyak bombardir di media sosial dari  orang-orang yang melebihi dokter yang merawat langsung, dokter patologi klinik yang berjibaku mengeluarkan hasil dengan cepat sesuai dengan standar operasional alat dan prosedur pengambilan sample.

Belum lagi ahli gizi yang memutar otak agar makanannya yang dimakan pasien juga mempercepat meningkatkan daya tahan tubuh. Belum lagi dokter spesialis rontgen yang harus super ketat dan teliti menghasilkan gambar thorax. Perawat yang harus bergerak dari satu ruangan ke ruangan lain.

Kalau ada pertanyaan, bagaimana rasanya memakai setelan APD? Panas. Menahan haus, lapar dan kencing. Boleh tersenyum ataupun tertawa tetapi silahkan bertanya pada mereka yang bertugas di lapangan menggunakan APD. Kalau ada pertanyaan lagi kenapa harus menahan haus, lapar dan kencing? Suruh gantian saja untuk merawat pasien positif Covid 19.

Tidak bisa merasakan rasa itu awal menuju kematian. Boleh percaya, boleh juga tidak. Bagi yang mendapat perawatan yang tepat dan cepat biasanya akan cepat pulih dan lolos dari kematian. Bagi yang tidak mendapat perawatan yang tepat dan cepat, ada banyak cerita duka di media sosial dan portal berita.

Rasa Tiga
Diberi kesempatan untuk menikmati rasa itu adalah anugerah. Itu adalah obat rindu. Bisa beli di mana saja. Bahkan bisa beli di samping kiri Fly Over Senen ke arah Jalan Kramat Raya dan makan di kerindangan bangku taman depan Cipto. Tetapi rasa itu tak bisa menggantikan rasa Pantai Timur Sumatra.

Jikalau suatu malam ketika bintang gemintang di samping mobil murahan, duduk dan ngobrol soal rasa itu maka yang ada adalah senyum, tawa dan bahagia. Cerita terbanting di lumpur, cerita terguncang di speedboat merupakan romansa.

Cerita itu mengalahkan anak yang mungkin sedang mengintip dari surga. Cerita itu mungkin menutup biaya mahal membesarkan tiga anak dengan karakter yang sungguh berbeda-beda satu sama lain walau keluar dari rahim yang sama.

Semua itu rasa. Ketika waktu terasa cepat sebenarnya bukan waktunya yang cepat tapi kita merasa waktu cepat karena kita memiliki kebutuhan dan keinginan yang banyak untuk diselesaikan. Akhirnya waktu terasa lebih cepat berlalu.

Keluarlah dari rasa rutinitas. Nikmatilah, berbagilah waktu untuk keluar dari lingkaran waktu. Berlarilah. Jemputlah rasa itu walau mungkin hanya satu jam. 

Bagi pasangan ya harus bisa ikut merasakan. Bagi pasangan yang bekerja dengan waktu pasti akan merasa cepat sebaliknya bagi pasangan yang pekerjaannya adalah menunggu waktu akan merasa waktu begitu lama.

Salam Rasa itu

Salam Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun