Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahalnya Suara 15 Detik

29 Desember 2017   11:50 Diperbarui: 29 Desember 2017   12:34 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutup Sarapan I Foto dokumentasi pribadi

"Aku cuma butuh sunyi denganmu dua jam saja," katanya sambil merangsek.

Kamar 8338 itupun  sunyi. Di gagang pintu tergantung,  dont  disturb.

"Sayang kamu belum jawab pertanyaanku tadi di Sungai Musi, apakah aku mesti terima proposal satu kota lagikah atau aku berhenti?" tanyanya usai dua jam lebih sedikit sunyi.

Tergantung dirimu. Kalau bisa menanganinya silahkan. Tergantung juga dengan izinmu cukupkah? Saranku ambil saja kalau masih ada kuota izinmu".

"Bagaimana dengan kebunmu?" tanya istriku.

"Kebunku masih belum menghasilkan. Masih butuh pemupukan sekali lagi dan proses pertumbuhan".

"Kita masih mengandalkan kebun tujuh inchimu itu," kataku.

Istriku kini kembali bekerja dengan kebun tujuh inchinya. Melayani empat kota.

"Satu syarat. Kamu harus punya minimal satu juta di tabunganmu untuk berangkat kapanpun aku membutuhkanmu," katanya sambil menatap mataku.

Aku tak menjawab. Aku justru mengangkat mukanya dengan mendongakkan dagunya dari ipad dan mencium keningnya. "Siap. Sayangku".

"Sayang. Aku berjibaku seperti ini untuk keluarga kita. Walau demikian aku butuh kamu. Aku tak bisa sendiri. Beberapa kasus pekerjaan yang lalu, kamu mampu mencarikan solusi. Kamu keberuntunganku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun