Mohon tunggu...
Oswaldus Dagur
Oswaldus Dagur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STFT Widya Sasana

Main Bola Kaki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan dari Kata-kata (Injil Markus 11:11-26)

24 Oktober 2022   17:03 Diperbarui: 24 Oktober 2022   17:08 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Kekuatan dari Kata-kata

 Para saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kita pernah bahkan sering mendengar mengenai kisah Yesus yang dengan sabda-Nya dapat membuat pohon ara mati. Kali ini saya ingin mengajak kita semua untuk merefleksikan suatu hal yaitu tentang the power of the words atau kekuatan dari kata-kata.  Kata-kata itu tidak dapat kita lihat namun dapat kita rasakan dampaknya. Mungkin kita berpikir bahwa itu hanyalah kata-kata saja, apa pentingnya? Perlu kita sadari bahwa meski kata-kata itu tidak memiliki bentuk yang kongkrit namun dia memiliki power atau kekuatan yang sangat berpengaruh dalam setiap lini kehidupan kita sebagai mahluk sosial.  Satu kata dapat membangun keharmonisan dan satu kata lagi dapat menimbulkan kekacauan. Hanya satu kata saja efeknya sudah besar, apalagi kalau terdiri dari berbagai kata tentunya efeknya lebih besar lagi.  Kata dapat mejadi penghunbung antara kita dan orang lain, kata juga dapat menjadi penghancur hubungan kita dengan orang lain. sejak kecil kita sudah mulai dilatih untuk mengucapkan kata satuper satu sehingga pada akhirnya kita dapat merangkai kata itu dengan sesuka hati kita. 

Pada  Injil Markus 11:11-26 dikisahkan bahwa dengan sabda-Nya, Yesus mengutuk sebuah pohon ara sehinga pohon ara itu mati. Peristiwa ini tentunya sangat menakjubkan sekaligus membingungkan; sebab bagaimana mungkin hanya dengan kata saja dapat mematikan pohon ara, padahal kalaupun kita mau menebang pohon ara itu belum tentu dia mati, bisa saja dia akan menumbuhkan tunas baru. Namun apa kata Yesus ketika para murid bertanya mengenai hal demikian; Tuhan Yesus bahkan mengatakan bahwa jika kita memiliki iman sebesar biji sesawi, maka kita dapat memerintah sebuah gunung untuk berpindah tempat. Jika kita bisa pindah gunung hanya dengan berkata, maka pekerjaaan lainnya pun akan menjadi lebih mudah lagi. Siapa yang tidak mau memiliki kemampuan seperti ini.  Yesus menyampaikannya seolah-olah itu tidaklah sulit, Dia hanya katakan jika kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi, maka kamu bisa memerintah gunung itu unruk berpindah. Hanya dengan iman yang sebesar biji sesawi, saudara-saudara! Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita memiliki iman sebesar itu? Itulah yang harus kita renungkan lebih dalam lagi. Mesti disadari bahwa setiap Kata itu memiliki power yang berbeda-beda tergantung bagaimana kita menggunakannya dan kapan kita menggunakannya. Ada kata- kata yang dirangkai lalu menjadi dua kalimat yang susunannya sama namun memiliki tujuan yang berbeda; seperti kalimat: aku ingin menjadi pendamping hidupmu seumur hidupku. Kita dulu mungkin pernah gombal seorang perempuan dengan  mengatakan Aku ingin menjadi pendamping hidupmu seumur hidupku. Kalimat ini jika diucapkan kepada pacar kita sendri maka itu tidak masalah, namun jika kata yang sama diucapkan kepada seorang perempuan yang ternyata dia adalah pacar dari orang lain mak itu bisa menimbulkan masalah, tiba-tiba pacar si perempuan yang kita gombal itu mendengarnya dia pasti cemburu bahkan marah. Dan masih banyak contoh lainnya.

Tuhan Yesus menggunakan kata-kata- Nya untuk hal yang berguna bagi banyak orang, seperti menyembuhkan, membangkitkan kembali orang yang telah mati, mengusir setan dan masih banyak Mukjizat lainnya yang dilakukan oleh Yesus Kristus dengan sabda- Nya, lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana kita menggunakan kata-kata yang kita rangkai itu? Kerapkali kita menggunakan rangkaian kata yang indah hanya untuk menjatuhkan orang lain, tidak jarang juga kita memanfaatkan kata-kata yang terukir indah dalam mulut kita hanya untuk menyakiti orang lain. Tanpa disadari bahwa kita pernah melekukan lidah dan meliuk-liuknya sehingga menghasilkan sebuah bunyi yang justru bunyi yang dihasilkannya itu dapat menyakiti orang lain.  Itulah the power of the; ada yang positif dan ada yang negatif.

Mari, kita manfaatkan power dari setiap kata dengan bantuan Roh-Kudus untuk memabangun persaudaraan dan keharmonisan kehidupan. 

Tuhan memberkati Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun