Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perdebatan Kristologis dari Konsili Nicea-Konsili Konstantinopolis III

11 Mei 2021   09:37 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:53 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjawab pertanyaan itu munculah seorang teolog yang bernama Nestorius. Ia berpendapat bahwa pada Kristus ada dua pribadi yang dibahasakannya dengan istilah prosopon, yaitu pribadi Firman atau Logos, dan pribadi manusia. Dua prosopon (rupa, pribadi) ini mengikuti dua kodrat-Nya (physis), yaitu kodrat Ilahi dan kodrat manusiawi. Dua prosopon ini bergabung dalam satu prosopon besar yakni Kristus. Konsekuensi Mariologisnya adalah Maria bukan bunda Allah (Theo-tokos) seperti yang diimani sejak awal oleh Gereja yang dimaklumkan oleh mazhab Alexandria. Bukan juga bunda manusia (Anthropo-tokos) yang dimaklumkan oleh mazhab antiokhia. Sebab menurutnya, baik Theo-tokos, maupun Anthropo-tokos adalah pandangan yang berat sebelah dan tidak mengakomodasi realitas Kristus. 

Jika Maria adalah Bunda Allah, bagaimana dengan pribadi manusia yang ada dalam diri Kristus. Lagi menurutnya, Maria jangan disamakan dengan dewi yang dipercayai oleh orang-orang kafir. Allah tidak punya Ibu. Dan jika Maria adalah bunda manusia bagaimana dengan pribadi Allah dalam diri Kristus. Maka menurutnya, Maria lebih tepat disebut Bunda Kristus (Christo-tokos), karena Maria mengandung dan melahirkan dua pribadi sekaligus dalam satu rupa besar yaitu Kristus. 

Pandangan Nestorius ini, ditentang oleh Cyrillus dari mazhab Alexandria. Menurut dia, pada Kristus hanya ada satu pribadi atau subjek yaitu pribadi Firman. Ha ini menimbulkan ketegangan yang berpihak pada Nestorius dan yang berpihak pada Cyrillus. Untuk meredahkan situasi ini, dan untuk menjaga kepastian iman umat, maka diadakanlah Konsili Efesus. Konsili Efesus memberikan solusi dan mengutuk Nestorius sebagai sesat dan menerima sebagai benar ajaran Cyrillus. Tidak semua ajaran Cyrillus diterima. Yang diterima hanyalah pernyataan bahwa Yesus hanya satu subjek yaitu Firman Allah Putera. Konekuensi dari Mariologis dari Konsili Efesus ini adalah Maria Bunda Allah. Disebut Theotokos karena Maria mengandung dan melahirkan subjek yang satu dan sama yaitu Allah putera yang di dalamNya ada dua kodrat yaitu Ilahi dan Manusiawi. 

Konsili Khalsedon

Komentar singkat:

Saya sangat setuju dengan ajaran konsilli Efesus yang mengatakan bahwa Yesus mempunyai dua kodrat yakni kodrat Allah dan kodrat Manusia. Hal ini sejalan dengan ajaran iman katollik. Namun relevansinya untuk zaman sekarang menurut saya kurang relevan atau kurang cocok mengingat pemahaman umat katolik belum sampai pada tahap ini. Umat Katolik hanya mengetahui bahwa Yesus itu adalah Tuhan. Tetapi mereka kurang mampu mengerti tentang istilah kodrat yang pada dasarnya istilah khas dalam filsafat. Berikut ini saya lampirkan beberapa pemikiran dan ajaran Konsili Khalsedon.


Konsilli Khalsedon diadakan untuk menjawab persoalan monophisitisme yang mengatakan bahwa Yesus hanya satu kodrat. Tokoh yang mengembangkan dan mengembangkan dan memaklumkan aliran ini adalah Eutykhes yang rupanya menganut Mazhab Alexandria. Dia mengatakan bahwa Yesus hanya satu kodrat, yaitu kodrat Allah. Maka Yesus hanya sehakikat dengan Bapa tetapi tidak sehakikat dengan manusia. Pandangan Eutykhes ini dilawan oleh Flavianus dari mazhab Antiokhia. Menurut Fllavianus Yesus itu kodrat yaitu kodrat Allah dan koodrat Manusia. Alasanya jika Yesus hanya Allah, maka Ia tidak dapat disebut pengantara Allah dan Manusia. Menjawab ppersooallan ini, Konsili Khalsedon memberikan solusi dengan menegaskan Yesus mempunyai dua kodrat yaitu sungguh Allah dan sungguh manusia. Dua kodrat itu tidak tercampur, tidak berubah, tidak berbagi, dan tidak terpisah dalam satu diri.

Konsili Konstantinopolis III

Saya setuju dengan pernyataan Konsili Konstantinopolis III mengatakan bahwa Kristus adalah anak Tunggal Allah, Allah Firman yang memiliki dua kehendak kodrati dan dua daya kerja kodrati, tak terbagi, tak tercampur. Dan dua kehendak kodrati itu memang tidak berlawanan satu sama lain tetapi kehendak manusiawinya menurut, tidak melawan, tidak menentang tetapi sebaliknya menaklukan diri kepada kehendak ilahi-Nya yang mahakuat. Diri Firman Ilahi ini, Anak Tunggal Allah, benar-benar manusia dan dengan kehendak bebas manusiawi-Nya menerima pemersatuan kodrat ilahi dan kodrat manusia di dalam diri-Nya. 

Dengan demikian Yesus Kristus benar-benar menjadi Perantara timbal balik antara Allah dan manusia yang dari kedua belah pihak menjadi aktif secara manusiawi dan secara ilahi. Relevansinya untuk zaman sekarang menurut saya kurang pass atau kurang cocok karena pemikiran konsili ini boleh dikatakan sangat abstrak dan kebanyakan umat katolik kurang mampu mengerti hal-hal yang bersifat abstrak, dan mengingat banyak diantara umat yang belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang Hakikat, Kodrat dan sebagainya. Mungkin dalam zaman konsili ini pemahaman para pemikir konsili sangat luas tetapi untuk zaman sekarang umat beriman katolik belum memahami seluruhnya tentang konsep dari Pribadi Yesus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun