Mohon tunggu...
Orvani Martha Iha
Orvani Martha Iha Mohon Tunggu... Mahasiswa

Berdo'a dan Bekerja (Ora'EtLabora)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelukan yang di tunda

6 Oktober 2025   14:14 Diperbarui: 6 Oktober 2025   14:14 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pelukan terakhir di terminal itu, 

Kusimpan erat, tak kubiarkan layu. 

Dingin kota ini mencoba membekukan tekad, 

Namun hangatmu selalu jadi pengingat.

Kau bilang, "Pergilah, Nak, kejarlah cita," 

Kau usap air mata, meski matamu tak tega. 

Aku genggam janji yang kuucap lirih, 

Pulang bukan hanya membawa diri, tapi membawa lebih.

Setiap gigil di malam yang panjang, 

Setiap keringat di siang yang benderang, 

Adalah harga dari sebuah penantian, 

Untuk bisa membalas segala pengorbanan.

Biarlah jarak merawat rindu hingga dewasa, 

Biarlah waktu menguji seberapa kuat asa. 

Sebab, pelukan yang kutunda ini, 

Akan jadi pelukan terindah saat aku kembali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun