Pelukan terakhir di terminal itu,Â
Kusimpan erat, tak kubiarkan layu.Â
Dingin kota ini mencoba membekukan tekad,Â
Namun hangatmu selalu jadi pengingat.
Kau bilang, "Pergilah, Nak, kejarlah cita,"Â
Kau usap air mata, meski matamu tak tega.Â
Aku genggam janji yang kuucap lirih,Â
Pulang bukan hanya membawa diri, tapi membawa lebih.
Setiap gigil di malam yang panjang,Â
Setiap keringat di siang yang benderang,Â
Adalah harga dari sebuah penantian,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!