Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pahit Cinta di Ambon Manise

21 Juni 2018   15:27 Diperbarui: 21 Juni 2018   15:41 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta tumbuh dan jatuh membasahi seisi kota

Seakan hendak membanjiri

Lalu rupa-rupanya memberi kesuburan pada semua

Berkatalah para pujangga kesohor

Cinta itu rahmat yang paling indah dari yang Tuhan

Cintalah yang paling diagungkan semestinya

Tapi cinta bisa saja jadi nestapa

Lalu melukai hingga berdarah-darah

Cinta sejatinya  bukannya tak mengenal usia

Melainkan usialah yang tak mengenal cinta

Di kota manise, hati ini kejatuhan cinta 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun