Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka untuk Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia

29 Mei 2021   11:52 Diperbarui: 3 Juni 2021   17:37 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi GIF Facebook

Dalam sikon itu, mereka pun melakukan road show cari dukungan ke segala arah. Sayangnya, yang didapat adalah, cibiran dari teman-teman (terutama yang idiologi sejenis), lawan bertepuk tangan, serta publik membully. Sakit dan Menyakitkan.

Lucu. Mereka tak kehilangan akal. 75 anggota tubuh yang telah diamputasi itu datang ke Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia; kok tak punya malu ya.

Tak punya malu karena pada Tes Wawasan Kebangsaan, misalnya, (i) menolak adanya Gereja di Lingkungan mereka, (ii) menolak pilar-pilar persatuan Berbangsa dan Bernegara, (iii) bersikap dan bersifat intoleran dan rasisme, (iv) dan lain sebagainya. Sungguh Tak Tahu Malu.

Tambah Sangat Lucu Lagi. Setelah 75 orang yang diamputasi itu ngopi bareng Ketua PGI, Gomar Gultom, Sang Ketum, setelah itu, menyatakan bahwa,

"Kita sangat prihatin dengan upaya-upaya pelemahan KPK yang terjadi selama ini, terutama yang memuncak dengan pelabelan intoleran dan radikalisme atas 75 pegawai KPK melalui mekanisme tes wawasan kebangsaan.

Dengan disingkirkannya mereka yang selama ini memiliki kinerja baik serta memiliki integritas kuat dengan alasan tidak lulus TWK, dikhawatirkan akan membuat para penyidik berpikir ulang untuk melaksanakan tugasnya dengan profesional seturut dengan kode etik KPK di masa depan karena khawatir mereka di-TWK-kan dengan label radikal."

Duh, duh, duh, Segitunya tanggapan PGI; segitunya tanggapan sahabatku, Gumor Gultom. Tak apalah. Beta aminkan saja, walau menjengkelkan.

Mari Sejenak Refleksi

Note; Beta tak buat Refleksi Teologis; karena Beta, Gomar, Jacky dari Satu Sekolah, Satu Suhu, Satu Ilmu and juga Sesama Bajaj Dilarang Saling Nabrak.

Jadi ingat

Soerjono Soekanto, Sang Sosiolog Hukum terkemuka, berkata bahwa, "Penegakan hukum bukanlah semata-mata berarti pelaksanaan perundang-undangan, walaupun di dalam kenyataan di Indonesia kecenderungannya adalah demikian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun