Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wacana Pemulangan WN ISIS Asal Indonesia, Hanya Isu

11 Februari 2020   11:08 Diperbarui: 11 Februari 2020   19:49 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sekitaran Fakultas Hukum, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan | Isu, dari isue, sebetulnya merupakan 

(i) kabar atau berita yang tidak jelas asal usulnya; tidak diketahui sumbernya; serta tidak dijamin kebenarannya, 

(ii) sesuatu (berupa orasi, narasi, wacana, opini) yang sengaja 'dilemparkan atau dipublikasikan' ke area publik agar memunculkan tanggapan, penerimaan, atau pun penolakan, 

(iii) kesamaan keduanya (i dan ii) adalah sama-sama tak ada fakta, data, dan bukti (yang jelas dan kongkrit); 

(iv) atau fakta, data, dan bukti tersebut ada tapi sengaja disembunyikan; sehingga ketika isu dilemparkan ke publik (ii), dan terjadi penerimaan, maka 'sesuatu' itu dilaksanakan, 

(v) tetapi, jika terjadi penolakan, maka 'sesuatu' tersebut batal atau urung dilanjutkan.

Kira-kira seperti itulah yang terjadi di Indonesia Tercinta; di Negri ini, isu-isu yang sementara berkembang, umumnya tidak terkait dengan hal-hal global atau yang terjadi di Luar Negeri; kecuali, tentang Palestina, muslim yang minoritas di Negara-negara tertentu, akan ramai dibahas dan mendapat bahasan. 

Dan, umumnya, Orang Indonesia tidak peduli dengan isu-isu global seperti Perang Dagang, Lingkungan, Humantrafficing, Pelanggaran HAM, Kebebasan Beragama, Tekhnologi, Buku terbitan Baru, mungkin dianggap 'itu urusan mereka di sana, bukan di sini.'

Tetapi, juga umumnya, Orang Indonesia, (akan) membuat atau mengkedepankan isu sendiri (yang kadang merupakan hal kecil dan sepele) agar terjadi 'sedikit rama-ramai' di area publik, utamanya di Media Penyiaran dan Penerbitan; dan itu jika dilanjutkan pada Media Sosial, maka semakin ramai serta gempita, apalagi banyak Orang Indonesia yang suka menyebarkan hoaks.

Juga di Indonesia, isu (yang pihak tertentu) sengaja dilemparkan sebagai 'upaya menutupi perhatian publik terhadap sesuatu yang sementara berlangsung, (utamanya) dan berhubungan atau ada kaitan dengan lembaga, politisi, dan orang penting lainnya. Jadi, isu untuk pengalihan 'isu;' atau isu untuk pengalihan perhatian.

Mari, Ingat Sejenak. Hal-hal yang sempat hangat di Media, termasuk Medos, (i) multi korupsi di Jiwasraya dan Asabri, (ii) politisi yang 'sogok' anggota KPU, diikuti 'raibnya' politisi sehingga belum tertanggkap, (iii) cepatnya Menag 'memberi izin' berdirinya mushola di Sulut, tapi diam terhadap demo pencabutan IMB di Tg Balai Karimun, (iv) adanya 'persaingan' untuk menjadi Panglima TNI dan Wakil Panglima TNI, (v) sejumlah menteri yang pada 100 hari ini, nyaris tanpa prestasi yang terlihat publik, (vi) juga tentang 'serial banjir' di Jakarta, (vii) 'rencana' pemusnahan babi di SUMUT, (viii) dan, 'pelupaan' terhadap sejumlah korban bencana di Jawa Barat, Banten, dan lain sebagainya.

Semuanya itu, menjadi dingin; sebaliknya, wacana memulangkan WN ISIState menjadi hangat, panas, dan terus-menerus menjadi percakapan yang bergelombang, bahkan melelahkan. Padahal, Menag sudah berulangkali mengklarifikasi; tapi, tetap saja menjadi 'gorengan tak sedap' di Media (tertentu). Pada konteks itu, ada Media bukannya ikut menenangkan publik dengan penyempai berita yang meneduhkan, baik, dan benar; tapi sebaliknya.

Lalu, apa tujuan Media memberitakan yang 'sebaliknya' tersebut? Menurut saya, hanya ada satu tujuan yaitu, memunculkan amarah publik terhadap Presiden Joko Widodo, secara langsung maupun tidak. 

Lihat saja, misalnya tentang wacana pemulangan WN ISIState ke Tanah Air, telah muncul berbagai meme, image, petisi, bahkan Surat Terbuka yang ditujukan ke/pada Presiden Jokowi. Hanya sampai di situ, tidak lebih.

Dengan demikian, publik atau nitizen Indonesia, sudah cerdas; dengan kecerdasan tersebut, mereka tidak terpancing untuk melakukan hal-hal yang mengganggu kosentrasi kerja Presiden Jokowi, yang mereka cintai dan sayangi. Sehingga, mereka pun tidak melupakan hal-hal yang sengaja mau ditutupi oleh isu murahan pemulangan WN ISIState asal Indonesia ke Tanah Air.

Saya pun setuju dengan seorang rekan dosen, yang mengatakan bahwa, "Orang-orang yang tidak menyukai Jokowi (dan Ma'ruf) sudah kehilangan akal dan cara menjatuhkan Jokowi; sehingga mereka gunakan atau memplintir uncapan para Anggota Kabinet, sebagai mesiu untuk menembak Presiden."  serta, teman lain menambahkan bahwa, "Semuanya itu terjadi, karena di Negara ini, kebencian politik sudah mewabah melebihi virus corona, aids, bahkan penyakita paling menularnya di dunia." Nah.

Saya jadi paham; agaknya oposisi tidak pernah nyenyak dan istirahat; mereka selalu mencari  celah kesalahan Presiden, Waprse, dan Kabinet; dan jika ada, maka rencana selanjutnya, enta apa, mereka lakukan. Hadeh.

Itulah Isu untuk Pengalihan Isu

Cukuplah

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun