Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Orasi dan Narasi Kegaduhan dari Capres/Cawapres

9 Januari 2019   14:18 Diperbarui: 10 Januari 2019   07:06 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena nyaris tidak ada, maka yang terjadi, bukan kehangatan melainkan kemarahan; bukan damai dan perdamaian, melainkan benci serta kebencian; bukan sampaikan data dan fakta, melainkan hoax serta ujar kebencian. Sehingga yang terjadi adalah 'Kampanye Politik Gaduh dan Kegaduhan.'

Maaf, dan maaf maf saja, gaduh dan kegaduhan itu, menurut saya, 100 % datang dari pasangan Capres/Cawapres lawan Jokowi-MA. Bayangkan saja, sejak gong kampanye di tabuh, publik belum pernah secara lengkap mendapat dan mengetahui visi serta misi Prabowo Sandi. 

Tapi, yang mereka terima adalah sejumlah rangkaian orasi dan narasi kontraversial, hoaks, tanpa data, serta tidak sesuai dengan fakta-fakta real di area publik; dan semuanya itu menyatu menjadi satu sebagai gaduh dan kegaduhan.

Dari jejak digital dan ketika ada di antara area kampanye, saya harus jujur bahwa, "Saya tidak dan belum mendapatkan apa-apa dari Prapowo-Sandi agar bisa ditulis sebagai edukasi atau pun opini politik;" termasuk, dari relawan dan para pendukung mereka berdua. Justru yang didapat adalah hal-hal yang sangat, sangat, dan sangat tidak bermanfaat.  

Agaknya pasangan Prabowo Sandi, dan juga para pendukungnya, tidak bisa membedakan antara orasi dan narasi kontraversial (kontra atau berbeda dari versi yang yang sudah ada atau umum) dan hoax serta ujar kebencian; mereka mungkin mengikuti gaya kontraversialnya Donald Trump, tapi salah kaprah.

Prabowo Sandi pada banyak kesempatan memang menyampaikan orasi dan narasi kontroversial, hoaks, dan juga tanpa data serat fakta.

Contohnya tagline "Indonesia First, Make Indonesia Great Again" sangat mirip dengan "America First, Make America Great Again" milik Donald Trump. Pernyataannya soal tidak akan mengimpor dan kritik pedas Prabowo bahwa pemerintah Jokowi lebih condong ke Cina juga dipersepsikan sebagai pilihan politik asosiatif dengan gaya proteksionisme Trump.

Model kampanye Prabowo Sandi, ternyata copas 'tidak sama" dari Trump. Model tersebut sebagai pendekatan propaganda firehose of falsehood, yang memiliki empat karakteristik utama, (i) memanfaatkan kontroversi untuk membanjiri kanal-kanal warga dengan narasi yang dikehendakinya, (ii) pesan yang sama atau serupa diulang secara terus-menerus sehingga persepsi khalayak lama-lama akan terkonstruksi seperti yang dikehendaki, (iii) tidak peduli akurasi dan etika, (iv) tidak konsisten antara narasi di satu kesempatan dan kesempatan berbeda.

[Sedikit catatan tentang orasi dan narasi kegaduhan: tempe setebal atm, ini hoax dan kontraversi; anggota PKI sudah 25 juta di Indonesia, ini hoaks; tampang Boyolali, ini pelecehan; ekonomi RI terpuruk, ini tanpa data dan fakta; utang luar negeri ribuan triliun rupiah lebih banyak dari pengakuan pemerintah, ini hoaks; rakyat semakin susah dan angka kemiskinan makin naik, ini hoaks dan tanpa data; satu selang cuci darah untuk 40 orang, ini hoaks plus asal bunyi; membangun infrastruktur tanpa uang, ini tidak sesuai fakta; pedagang pasar yang mengeluh dan menderita karena dagangannya tidak laku, dan masih banyak lagi].

Orasi dan narasi jenis itulah yang setiap saat muncul dari Prabowo Sandi, bahkan, belakangan muncul lagi kata-kata, "Negara ini akan punah, jika Saya tidak terpilih" atau, "Negara akan kacau, jika saya tidak dipilih;" ini adalah orasi dan narasi yang sungguh-sunguh menakutkan publik. Dengan itu, para calon pemilih yang tanpa pendidikan atau pendidikannya kurang memadai, (akan) menjadi percaya sekaligus takut, karena percaya pada orasi dan narasi gaduh serta kegaduhan dari Prabowo Sandi.

Sayangnya, pihak Jokowi MA pun, tadinya saya bersyukur  bahwa mereka tidak membalas, kini secara pelan dan berangsur, mulain melakukan serang balik terhadap orasi dan narasi kegaduhan dari Prabowo Sandi. Jadinya, kedua kubu telah masuk dalam pertempuran 'orasi dan narasi kegaduhan melawan orasi dan narasi kegaduhan.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun