Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[Tulisan Saya] Telah Dibaca oleh Lebih dari 8 Juta Pembaca

23 Oktober 2018   13:48 Diperbarui: 24 Oktober 2018   09:55 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Kompasiana | Jumlah Pembaca Artikel Opa Jappy

Catatan Kompasiana tentang Kompasiana

Tidak terasa, tahun ini Kompasiana memasuki usianya yang ke-10. Platform blog terbesar se-Asia Tenggara ini menjelma menjadi rumah bagi warga untuk berpendapat, menceritakan, berbagi informasi segala hal problematika yang terjadi di daerahnya, yang bahkan sempat luput dari perhatian media.

Sebagai ruang berbagi pegiat literasi media, Kompasiana juga membentuk keakraban antar penulisnya yang tidak hanya terbatas dari Sabang sampai Merauke, tetapi juga telah tersebar hingga ke 5 Benua.

[Sumber: Kompasiana]

Menulis sebagai Ungkapan Gagasan

Sama halnya dengan idea, gagasan, opini, pendapat, pokok-pokok pikiran, selalu ada di/dalam/pada hati, pikiran, diri, tubuh, roh, dan jiwa; rapi tersimpan dengan manis. Ia akan tetap di situ, jika tak dikeluarkan menjadi kata-kata teratur dalam bentuk tulisan agar terbaca oleh diri sendiri dan orang lain.

Hal-hal di atas, sebetulnya pernah dan sering terjadi pada banyak orang yang suka dan senang (atau pun tidak) menulis; menulis apa saja. Kadang begitu banyak hal yang ada di dalam pikiran, sehingga sulit untuk memilih dan memilah, mana yang akan ditulis atau dirangkai menjadi kata-kata indah berbentuk artikel. Tapi, kadang karena sangat banyak itu, maka tak ada satu pun yang dipilih dan terpilih menjadi tulisan.

Menulis karena berhasil memilih dan memilah idea, gagasan, pokok-pokok pikiran; atau justru menulis hal yang berbeda dengan apa yang dalam pokok pikiran, berbeda dengan idea, gagasan, pokok pikiran yang telah ada sebelumnya.

Ya. Saya pun sering berkata ke mereka yang mulai menulis atau penulis pemula, "Kadang kita menulis seperti air mengalir; mengalir dari dalam hati; dan bukan karena telah ada di/dalam hati atau sebelumnya telah ada dalam diri. Kita bisa menulis karena kosong dan tak ada apa-apa dalam pikiran." Dan, itu yang terjadi pada diriku.

Tangkapan Layar Kompasiana | Jumlah Pembaca Akun Resmi Admin Kompasiana
Tangkapan Layar Kompasiana | Jumlah Pembaca Akun Resmi Admin Kompasiana
Itu juga yang menjadi alasan, mengapa, saya ikut dan ikutan menulis di Kompasiana; ikut-ikutan yang kini menjadi suatu kewajiban mutlak. Sehingga, jika tidak 'ngompasiana,' maka terasa ada yang hilang. Serius nich.

Selain itu, ketika muncul di Kompasiana, dengan semangat 'Anti Kekerasan Atas Nama Agama,' berdampak pada menulis sambil 'menyerang' sejumlah ormas dan kelompok radikal. Saking asyiknya melakukan penyerangan, hingga melanggar TOC Kompasiana. Dampaknya adalah, lebih dari 10 artikel didelete para Admin. Walau seperti itu, diriku 'pantang menyerah dan tobat.' Naas pun tiba, akun kompasiana.com/jappy pun tewas, pada 5 Oktober 2013. Sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun