Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Halimah Yacob, Perempuan Melayu Pertama yang Menjadi Presiden Singapura

12 September 2017   16:25 Diperbarui: 13 September 2017   06:32 4005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halimah (akan) menggantikan Tony Tan, yang telah 6 tahun menjabat. Ia adalah wanita pertama dan WN Singapura keturunan Melayu yang pertama  menjabat sebagai Presiden Singapura.

Presiden Singapura:

  1. Yusof Ishak, 1965-1970
  2. Benjamin Sheares, 1971-1981
  3. C. V. Devan Nair, 1981-1985
  4. Wee Kim Wee, 1985-1993
  5. Ong Teng Cheong, 1993-1999
  6. Sellapan Ramanathan, 1999-2011
  7. Tony Tan Keng Yam, 2011-2017

Jadi Presiden Tanpa Pilpres

Sebagai calon tunggal sesuai pengumuman Komisi Pemilihan Umum Singapura atau Elections Department (ELD), maka kemungkinan besar Halimah Yacob akan menjadi Presiden Singapura tanpa Pilpres.

Walau seperti itu, Halimah harus memenuhi semua persyaratan lain sesuai permintaan ELD pada 13 September.

Sebagai calon tunggal, Halimah menyatakan bahwa,


"Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk melayani masyarakat Singapura dan itu tidak berubah, apakah ada pemilu  atau tidak ada pemilu.

Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama. Saya tetap berkomitmen penuh untuk melayani Singapura."

Kedewasaan Politik Republik Singapura

Terpilihnya Halimah Yacob, dan gugurnya kandidat lain, tanpa gejolak serta aksi para pendukung calon yang tak lolos seleksi Komisi Pemilihan Umum Singapura atau Elections Department (ELD), merupakan catatan yang (sangat) menarik.

Singapura dengan aneka latar belakang etnis dan kultur, agaknya telah menunjukkan kedewasaan politik yang jelas. Sehingga, siapa pun dia (atau mereka) yang menjadi pemimpin, tergantung prestasi, kualitas, kapasitas, dan kemampuannya. Siapapun menjadi pemimpin, yang penting ia (mereka) memajukan Singapura, seperti ungkapan dalam "Majulah Singapura."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun