Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mertens Un Chien Belgique

23 Juni 2018   07:30 Diperbarui: 23 Juni 2018   08:27 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gestur tangan membentuk simbol cinta Dries Mertens. Sumber foto: independent.co.uk.

Gol sepakan voli Dries Mertens dua menit pasca turun minum pada laga melawan Panama buyar gelisah Belgia. Sepanjang babak pertama, Rode Duivels hanya seperti bocah duduk di meja makan, mempermainkan santapannya, diaduk-aduk, diacak-acak, dibaui, tanpa ada yang sungguh-sungguh dikunyah. Buat jengkel, seolah mereka tahu nasib ada di tangan mereka dan yakin segalanya dalam kendali.

Romelu Lukaku mengancam sedari menit pertama untuk beri teror susulan sepanjang laga. Dua kolega lain dari Premier League, Eden Hazard dan Kevin De Bruyne sama-sama suka buat peluang. Pemain impor Liga Tiongkok, Yannick Carrasco tidak ketinggalan unjuk eksistensi sekalipun empat bulan raib dari peradaban sepak bola Eropa. Praktis Panama sepenuhnya dikontrol, segala catatan statitistik positif mengupayakan gol digenggam skuat solid Belgia.

Mertens tentu sama saja, melewati babak pertama dengan beri harapan Panama bisa dapat poin. Memancing khawatir Belgia ikut-ikutan Argentina, Brasil, dan Jerman yang tidak memulai Piala Dunia dengan hasil prima. Menggoda argumen dini para komentator tentang mereka yang disangsikan melangkah jauh.

Sampai kemudian, "Bang...!". Bola sundulan kepala bek Panama setelah duel udara dengan Hazard, langsung dihantam punggung kaki Mertens. Belgia berhenti bermain-main dengan mangsanya. Mereka langsung eksekusi peluang pertama di babak kedua.

Tembakan voli Mertens intervensi laga, beri nafsu cetak gol lanjutan, dan sisanya Roman Torres, dkk. tersantap dengan lahap. Mertens pirang beri lega generasi emas Belgia di partai perdana Piala Dunia Rusia. Tegang pasukan Roberto Martinez melemas dengan bukti dua gol tambahan Lukaku menindaklanjuti gol voli kejut Mertens.

Selepasnya, penyerang Napoli lari ke sudut kanan lapangan merayakan gol relatif spektakuler. Piala Dunia 2018 butuh butuh selebrasi gol kenangan, tapi sial, Mertens hanya bentuk gestur cinta dengan tangan. Laki-laki kelahiran Louvren mengulangi perayaan gol serupa yang dia lakukan saat mencetak gol kemengan 2-1 Belgia atas Aljazair pada laga perdana mereka di Piala Dunia 2014.

Perayaan gol kadung generik, karena Gareth Bale, Angel Di Maria, Alexander Pato, sampai Muhammad Hargianto juga suka melakukannya. Dengan Mertens, sebetulnya kehebohan bisa diharapkan lebih absurd daripada itu. Apalagi keran gol Belgia terbuka setelah babak pertama yang kikuk, dilakukan lewat eksekusi telak menembus gawang, dan pelakunya adalah Dries 'Anjing Jalanan' Mertens.

Tiada maksud bersikap kasar, karena julukan tersebut Mertens sendiri yang sematkan. Pelatihnya di Napoli, Maurizio Sarri juga berikan julukan yang beda-nama-nasib-sama, 'Hewan Kecil'. Metafora untuk gaya mainannya? Bisa jadi. Mertens berlari lincah nan cepat sebagai keuntungan postur mungil, mengeksploitasi daerah-daerah kosong yang ditinggalkan bek lawan, bekerja keras menjaga bola, memangsa setiap peluang buat gol, dan menyerang efektif di momen krusial untuk kejayaan dirinya. "Gabungan dari segalanya," deskripsi Mertens tentang sifat anjing jalanan.

Reputasi anjing jalanan yang mesti mampu beradaptasi pada beragam kondisi sebagai konsekusensi bertahan hidup, tercermin pada kariernya. Mertens muda gagal menembus tim inti Anderlecht, karena isu postur tubuh sebatas 165 cm dan ketidaksiapannya mentas di kasta tertinggi. Nasibnya tidak berubah sekalipun mencari peruntungan di klub yang tidak sekuat Anderlecht di kancah domestik, Gent.

Rutenya menuju persaingan teras dibangun dari klub rendahan Divisi 2 Belanda, AGOVV Apeldoorn tim yang nyaris seutuhnya gurem kalau tidak ada kisah Mertens. Langkah mundur yang Mertens ambil terbukti jitu, karena AGOVV mendapati posisi penyerang sayap cocok untuk gaya mainnya. Kemudian klub Eredivisie, FC Utrecht datang merekrutnya sebagai persinggahan berkarier di klub yang lebih besar, PSV Eindhoven. 

Jagoan Italia Selatan, SSC Napoli lantas menjadi destinasinya pada 2013 sampai sekarang. Jalan karier yang tidak mudah, merujuk perbandingan usia, reputasi klub yang dibela, dan jumlah gelar liga dengan kompatriotnya di lini serang Belgia, dengan Hazard, De Bruyne, Lukaku, atau juga Mitchy Batshuayi. Dengan usia 31 tahun, Mertens belum juara liga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun