Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tobat

29 Juli 2021   23:48 Diperbarui: 30 Juli 2021   00:19 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://4.bp.blogspot.com

Siang itu aku nyaris menjadi daging cacah setelah dikeroyok masa karena mencuri sepeda motor. Beruntung ada tokoh masyarakat yang melerai keganasan masa. Tubuhku penuh luka. Pedih, takut dan berdarah-darah jika mengenang kenangan kelam itu.

Di kantor polisi aku mengaku baru sekali mencuri sepeda motor. Alasan ekonomi dan baru menikah yang kusodorkan pada polisi. Dakwaan Pasal 362 KUHP tentang pencurian membuatku mendekam di penjara selama dua tahun.

Kerumunan berangsur buyar. Aku tak ingin mengganggu Bu Pujo. "Belum rejeki" gumamku sembari berbalik arah untuk pulang. Biarlah esok pagi kuangkut lagi sampah-sampah di perumahan ini. Kubawa cerita ini sampai rumah. Istriku menjadi pendengar yang baik dari peristiwa siang ini.

"Syukurlah pak, kopi bisa dibuat kapan saja, tapi kalau tabiat jahat satu-satunya jalan ya tobat" balas istri usai mendengar ceritaku. Benar, aku sudah tobat, bahkan sudah kubuang sampah di kelam jiwaku.


SINGOSARI, 29 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun