Benar katamu,
Hujan bulan Juni memang tabah. Seperti lorong yang menceritakan getir, kamar-kamar yang digilir, lalu duka tak menentu di akhir. Kesibukan ini seperti rintik yang tak lagi mengenal musim.Â
Benar katamu,
Hujan bulan Juni memang bijak. Kenangan menjadi goresan ketiadaan bagi ketulusan. Saat itu kasih sayang berhamburan hingga langit. Zaman sangat bijak berkarib dengan takdir.Â
Benar katamu,
Hujan bulan Juni memang arif. Rela atau tidak hanya air mata yang pergi dari sudut mata. Waktu seperti melaju kencang bersama raungan sirine. Fonasi menyisakan harapan, bagi yang bertahan dengan ilmu, bukan harta dan tahta.Â
SINGOSARI, 24 Juni 2021