Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lambaian Tangan

7 Agustus 2020   18:03 Diperbarui: 7 Agustus 2020   20:37 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://giselaswaragita.blogspot.com/

Katamu hidup hanya tersirat dalam lambaian tangan. Seperti garis pantai yang menyisakan lambaian senja. Sehingga ruang hatiku terisi keremangan. Ku tak sanggup meraba jarak. Didekap petang di sudut waktu. 

Aku batu di pinggir jalan, dan kau perempuan berambut hujan lebat. Rindu adalah gerak-gerik awan yang menghalangi matahari bertemu rerumputan. Disana aku terhibur semilir angin. Namun, pikiranku mendidih kemana-mana. 

Menunggu adalah membatu, butuh jutaan tetes air untuk mengukir kenangan. Begitu pula menafsirkan lambaian tanganmu, butuh jutaan ketabahan bersiap melepas kepergianmu.


SINGOSARI, 7 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun