Hari itu mulai kutulis puisi,
tepatnya setelah kau tak di sisi
Sebuah pertunjukan disiapkan sepi.
Temaram yang rapi, duka yang menari, luka yang beraksi , dan air mata yang berhalusinasi.
Aku sedikit terhibur diri.
Sampai larut dihapus pagi.
Lampu jalanan mati, siapa yang peduli.
Hari itu kurampungkan puisi, yang sebelumnya kutinggalkan bertahun-tahun untuk menemanimu.
Namamu adalah puisi, yang baru saja usai, setelah kau tak di sisi. Perpisahan bagai puisi yang mengajariku menulis tanpa pena.
SINGOSARI, 12 Juli 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!