Gak kerasa, ponakan yang paling gede udah SMA. Gak perlu lagi cari pengasuh. Dan, ibu pun hanya butuh bantuan paruh waktu yang sudah diambil alih oleh si mbak. Rumah kami yang dulunya sesak sama orang kini sepi. Di rumah, hanya ada orang tua dan adik. Balada drama pencarian ART pun sudah tak ada lagi.
Namun, saya menyadari di luar sana banyak keluarga muda yang struggle dalam hal ini. Apalagi yang suami istri bekerja dan hidup di kota besar. Kata ibu saya, mencari ART itu sama sulitnya kayak mencari jodoh. Ada banyak variabel yang harus diklopkan. Selain itu, juga harus dapat menurunkan ego.
Gakpapa dapat ART yang gaptek tapi orangnya sabar dan telaten. Ibu pernah dapat ART yang kalau mau nyuci baju gak mau pake mesin karena takut meledak hwhw. Tinggal pinter-pinter aja disiasati. Jadinya tiap kali mesin cuci mau dipake, ibu yang bantu nyalain. Ya, dicari jalan tengahnya kurang lebih.
Dan ya itu, gak ada formula yang benar-benar pas dalam mencari ART ini. Sebab masing-masing keluarga dan masing-masing calon pekerja punya latar belakang hidup berbeda. Dan, semoga perbedaan itu menjadi warna tersendiri dalam hubungan majikan dan ART itu.