Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Adakah Formula Paling Ideal untuk Mendapatkan ART?

23 November 2021   12:17 Diperbarui: 24 November 2021   10:29 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman berubah, nyari orang di kampung yang mau diminta bantu kerja rumah tangga gak semudah dulu. Apalagi untuk dipekerjakan sebagai pengasuh anak.

Saya sering dengar, orang-orang lebih senang kerja di pabrik, toko ataupun kalau di rumah tangga ya sebatas beres-beres rumah. "Biarin deh nyuci piring dan pakaian sebaskom, nyapu dari ujung ke ujung, serta ngepel sekeliling rumah, tapi begitu selesai ya kelar. Kalau ngasuh anak tuh rasanya gak abis-abis."

Orang kadang juga mencampurkan antara ART dan Pengasuh anak. Padahal beban kerjanya jauh berbeda. Sumber gambar: Kompas
Orang kadang juga mencampurkan antara ART dan Pengasuh anak. Padahal beban kerjanya jauh berbeda. Sumber gambar: Kompas

Nah, ini juga benar sih. Ngasuh dan menjaga bayi gak sekadar ganti popok, ngajak main, kasih makan dsb. Tentu tanggung jawabnya lebih besar. Makanya, kakak sempat kesulitan mendapatkan ART sekaligus penjaga anak.

Nyari di yayasan? Udah juga. Dan ternyata ambil ART atau nanny di yayasan nggak mudah. Sekalinya nemu eh belum tentu cocok. Biayanya juga cenderung tinggi karena ada fee ke yayasan juga kan?

Jadi, mau gak mau bergeriliya, mencari lewat kenalan orang-orang sekitar. Pernah dapat yang cocok. Orangnya baik, telaten, dan penyayang. Tapi begitu dapat jodoh ya mau gak mau lepas. 

Begitu dapat pengganti orang yang satu kampung, eh rupanya kurang kompeten. Bahkan ketahuan sama kakak ipar suka ambil rokoknya dan suka disindir pula, "mau lagi kamu rokok? Kalau mau bilang, jangan ambil diam-diam."

Well, topik cewek yang merokok sih saya nggak mau banyak justifikasi ya. Sebab beberapa kawan dekat saya yang cewek dan mereka perokok. Sah-sah saja. Tapi, kalau wanita muda yang diamanahkan menjaga anak kecil trus merokok, ya tentu saja nggak dibiarkan.

Belakangan, saking susahnya mendapatkan ART yang pas, jadilah keponakan saya dititipkan di rumah. Pagi-pagi sekali kakak akan mengantarkan anaknya untuk dititipkan ke ibu saya. Sore hari setelah pulang kerja diambil lagi.

Kegiatan ini berlangsung bertahun-tahun sampai keponakan saya punya adik dan dua-duanya sekolah. Di satu sisi ya yang jadi direpotkan ibu ya. Tapi di sisi lain ibu juga nggak tega melepas ponakan di bawah pengasuhan orang lain dikarenakan pengalaman tak mengenakkan sebelumnya.

Beruntung, di rumah ibu punya mbak ART yang setia banget bantu beres-beres setiap hari. Walaupun kerjanya "hanya" beberapa jam, tentu saja itu sangat membantu. Si mbak ini, kalau saya hitung setidaknya udah kerja di rumah kami selama 17 tahun. Dia adalah tetangga belakang rumah yang sehari-hari bantu nyapu-ngepel-nyuci-seterika di beberapa rumah tetangga lain. Termasuk rumah kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun