Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Adakah Formula Paling Ideal untuk Mendapatkan ART?

23 November 2021   12:17 Diperbarui: 24 November 2021   10:29 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat, satu kali ada tetangga yang membawa anak bujangnya ke rumah. Si ibu berharap bantuan dengan sungguh-sungguh. "Tolong Pak, ini si Iyan diizinkan bantu-bantu di rumah. Kerjain apa aja, minimal dia bisa buat jajan dan sekolah."

Iyan belakangan diminta bantu untuk urus tanaman di rumah dan "bekerja" 3 kali seminggu di sore hari. Tentu saja setelah pulang sekolah.

Memanfaatkan orang-orang di kampung, cara ibu mendapatkan ART. Sumber gambar: Kompas
Memanfaatkan orang-orang di kampung, cara ibu mendapatkan ART. Sumber gambar: Kompas

Kalau Iyul beda lagi, sejak awal emang udah gak mau sekolah lagi. "Maunya kerja ajalah, gak sanggup belajar," ujarnya. Padahal orangtua sudah bilang mau menyekolahkan. 

Saat itu, di rumah juga ada 2 sepupu cewek lain yang juga "diambil" dan disekolahkan oleh orangtua. Tak heran, masa kecil saya dulu di rumah penuh interaksi. Ya dengan saudara, sepupu juga bantuan ART yang notabane adalah anak-anak para tetangga.

Baru setelah sepupu lulus sekolah, bekerja atau menikah, ibu mencari bantuan tenaga secara serius. Tapi, lagi-lagi terbantu dengan banyaknya tetangga yang memang butuh pekerjaan. Jadi, drama mencari ART ini dapat dibilang ibu tak terlalu kesulitan.

Apakah pencarian ART sepenuhnya lancar? Oh tentu tidak. Ada juga segelintir yang memang pada dasarnya sudah nyeleneh. Satu kali, ibu menerima seorang perempuan muda yang dititipkan oleh ibunya yang masih kenalan di kampung nenek saya/kampung ibu semaca kecil.

Si wanita ini rupanya melakukan hal-hal yang tidak pantas. Satu kali, saat tak ada satu pun orang di rumah, dia mengundang teman-temannya ke rumah. Tentu tidak salah, tapi jika semua teman-teman ini sampai lancang masuk dan foto-foto di kamar dan ranjang orangtua, apa nggak kurang ajar namanya?

Sejak dia ada di rumah juga kami sekeluarga sering kehilangan uang. Awalnya tak mau menuduh namun satu kali ketangkap tangan, dan sejak itu pula si wanita ini langsung dipulangkan. Niat hati mau membantu, tapi malah jadi begitu.

Gak semua orang dapat memanfaatkan niat baik/bantuan orang lain. Sayang juga, sebab kalau dia kelakuannya nggak neko-neko, orangtua itu gak segan-segan membalas budi. Sampai "ngangkat-gawean" saat si ART ini menikah misalnya. Kalau pada dasarnya nggak jujur, orang juga males, kan?

BALADA MENCARI ART UNTUK NGASUH KEPONAKAN

Drama pencarian ART ini kemudian banyak ditemukan saat kakak mencari orang yang bersedia mengasuh anaknya --keponakan saya. Kakak saya, perempuan bekerja sebagai ASN. Begitu pun suaminya. Jadi, mereka orangtua bekerja yang sama-sama sibuk sehingga butuh seseorang untuk menjaga keponakan saya yang masih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun