Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lato-lato, Berpasangan Tak Pernah Akur

8 Januari 2023   05:54 Diperbarui: 8 Januari 2023   05:59 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : singgalang.co.id

Jujur saya baru tahu sekarang jika nama permainan ini "lato-lato." Dulu waktu kecil saya menyebutnya "Thek-thek" sesuai bunyinya ketika sedang dimainkan. Lato-lato adalah jenis mainan jadul yang kembali viral saat ini.

Mainan ini cukup simpel terbuat dari sepasang bola seukuran bekel yang terikat dengan seutas tali. Bunyi thek-thek yang dihasilkan karena benturan keras dua bola ketika dimainkan.

Namun dari permainan yang simpel ini ternyata kita bisa mengambil banyak pelajaran tentang kehidupan. Bahwa dalam kehidupan manusia kadang dijumpai hal-hal seperti yang digambarkan dalam permainan lato-lato.

Contohnya, berpasangan tetapi tak pernah searah dalam tujuan. Selalu bersama tetapi mudah dibenturkan. Kadang bertemu saat berdekatan setelah itu saling berjauhan.

Lato-lato selamanya tak pernah akur meskipun disatukan dalam sebuah ikatan. Ada kalanya berjumpa saling berbenturan. Tak pernah saling sapa walaupun dalam satu ikatan.

Contoh lain, lato-lato selalu menarik perhatian. Warna-warni tampilan mainan ini menarik perhatian siapa saja untuk memainkan. 

Tak hanya kalangan anak-anak dan remaja, publik figur, selebritis, presiden pun tergoda untuk mencobanya. Namun keindahan warna-warni dan keunikan lato-lato tak lebih hanya menyisakan suara kegaduhan.

Lantas, akankah kita meniru lato-lato, mengisi sisa-sisa usia kita dengan berteman kemudaratan? Akankah kehidupan kita seperti lato-lato yang selalu berbenturan tak pernah sejalan meskioun dalam satu ikatan?

Mari kita tata kembali dengan meluruskan niat menetapkan langkah agar tetap berada pada rel kebaikan. Selalu mohon petunjuk-Nya agar tetap berada di jalan yang lurus untuk menuju satu titik terindah dalam keabadian. Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun