Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca Dahulu, Menulis Kemudian

24 November 2022   08:37 Diperbarui: 24 November 2022   08:42 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : dakwatuna.com

Beruntung saat ini saya bisa bergabung dalam beberapa grup WA yang beranggotakan para penggiat literasi. Salah satu grup WA yang aktif adalah Rumah Virus Literasi (RVL). Grup ini beranggotakan para penulis lintas usia dan lintas profesi.

Much Khoiri atau biasa disapa Mr Emcho sebagai Founder Rumah Virus Literasi (RVL) selalu aktif mengingatkan anggota grup tentang pentingnya membaca. Membaca dalam arti luas. Tidak hanya sekadar melafadzkan huruf dalam sebuah tulisan. 

Apalagi mulai Desember 2022 nanti, komunitas RVL telah merencanakan program Sabusakel, satu bulan satu artikel bagi anggotanya. Dalam program ini semua anggota wajib setor sedikitnya satu tulisan setiap bulan pada hari tertentu sesuai pilihan. Selanjutnya anggota lain bisa memberi apresiasi atau koreksi.

Program ini terbuka bagi siapa saja. Tentunya yang mempunyai minat dan komitmen untuk berlatih menulis. Syaratnya harus bergabung dengan grup RVL.

Awlanya saya sendiri merasa minder bergabung dengan komunitas ini. Bagaimana tidak tulisan yang dikirim pasti akan dibaca oleh semua anggota grup. Padahal di situ ada penulis kesohor, ada doktor, ada profesor.

Namun demikian rasa minder itu lambat laun sirna. Seiring berjalannya waktu saya mulai berani mengirim tulisan di grup. Apalagi jika tulisan yang saya kirim mendapat respon positif dari anggota yang lain. Maknyes ... rasanya seperti ditetesi embun pagi di pegunungan.

Apalagi ditambah dengan sajian tulisan-tulisan Mr Emcho yang sangat mencerahkan. Di samping pengetahuan bertambah semangat untuk terus menulis juga terpelihara. Seperti tulisan Mr Emcho pagi ini yang mengulas tentang 'membaca' sebagai penulis. 

Menurutnya, membaca sebagai penulis itu menuntun kita untuk menempuh 5 (lima) tahap dalam setiap pembacaan terhadap teks tulis dan nontulis: (1) Membaca & mengamati, (2) Mencatat/merekam, (3) Bertanya, (4) Memilih fokus, dan (5) Rancang tulisan.

Lebih lanjut dicontohkan, misal ada kemacetan besar di pertigaan. Kita melihat dan mengamati seberapa parah kemacetan itu, dan apa yang membuat macet: puluhan sepeda motor dari tiga arah masing-masing menyelonong. Maka, kita mencatat dalam pikiran atau memotret dengan ponsel. Kita juga bertanya-tanya mengapa kemacetan bisa terjadi. Kita mencoba mencari tahu, bisa dengan mengamati, bisa juga bertanya pengendara kiri-kanan. Lalu, selepas dari kemacetan, kita melanjutkan perjalanan sambil memilah-memilih fokus yang akan dibahas. Kemudian, kita akan mampu merancang tulisan.

Dengan kata lain, ketika melihat suatu peristiwa, seorang penulis tidak mungkin hanya lewat begitu saja tanpa membaca sesuatu di sana. Terjadi proses pengamatan atau pembacaan serta perekaman terhadapnya hingga berakhir dengan menghasilkan seuah karya berupa tulisan. Adapun bentuk tulisan seperti apa tergantung kepekaan dan kejelian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun