Dengan demikian, diharapkan angka buta aksara di daerah tersebut dapat terus berkurang dari waktu ke waktu sehingga masyarakat dapat mengakses informasi dan pengetahuan dengan lebih mudah dan merata. Sebagai contoh, seorang anak di Dusun Calok Arjasa awalnya kesulitan membaca dan menulis namun setelah mengikuti program Omah Dolan, ia menjadi mahir dalam membaca dan menulis. Sebagai akibatnya, anak tersebut dapat mengembangkan potensi dan memperoleh kesempatan pendidikan yang lebih baik.
Namun, masih ada kemungkinan bahwa sebagian anak atau masyarakat dewasa tidak mendapatkan akses atau kesempatan untuk mengikuti program pembelajaran tersebut karena berbagai faktor seperti keterbatasan biaya atau aksesibilitas. Sehingga, angka buta aksara di daerah tersebut tetap bisa saja bertahan atau bahkan meningkat meskipun program-program pembelajaran telah tersedia.
Program Omah Dolan yang diikuti oleh 20 siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara indoor dan outdoor dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang disusun dengan berfokus pada kegiatan interaksi melalui permainan edukasi bersama.
Penerapan pembelajaran berbasis games dan dilanjutkan pengisian Lembar Kerja Peserta DIdik (LKPD) juga dilakukan agar siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti kegiatan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran interaktif juga diterapkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berikut kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan di Omah Dolan Arjasa.
1. Pembelajaran games susun huruf
2. Pembelajaran games Math Animal melalui tangram