Mohon tunggu...
Olvi Gita Lestari
Olvi Gita Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Seseorang yang suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerja Keras Mbah Sudinem, Berjualan Kuliner Legendaris di Usia Lanjut

1 Desember 2023   18:52 Diperbarui: 1 Desember 2023   18:56 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Sudinem, penjual sate kere di kawasan Beringharjo, Yogyakarta. 

YOGYAKARTA - Liburan di Jogja belum afdol kalau belum ke Pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo tidak hanya menjual daster dan aneka batik saja, Pasar Beringharjo juga menjual pernak pernik yang menarik sampai berbagai keperluan rias pengantin hingga bajunya yang cantik-cantik. Selain itu di Pasar Beringharjo juga menjual oleh-oleh dan berbagai makanan tradisional yang enak. Salah satu makanan tradisionalnya yaitu sate kere yang terbuat dari koyor atau lemak yang menempel pada daging sapi.

     Kepulan asap dengan aroma yang sedap ini akan menggugah selera semua orang yang mengunjungi Pasar Beringharjo. Seorang wanita paruh baya terlihat menyajikan sate kere yang dimasak dengan kecap manis pedas dan lontong empuk. Sesekali dia tersenyum, melayani pelanggannya dengan ramah.

     Ibu Sudinem adalah seorang wanita berusia 70 tahun yang tampaknya masih sehat dan bugar, namun kerutan di wajahnya seakan mengajaknya untuk istirahat di rumah. Mbah Sudinem telah membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk tetap produktif. Setiap harinya nenek yang berasal dari Gamping Sleman tersebut selalu diantar oleh anaknya ke Pasar Beringharjo untuk berjualan sate kere menggunakan sepeda motor.

     "Saya sudah berjualan sate kere sejak masih remaja, masih belum menikah. Selain berjualan sate kere, saya dulu juga berjualan buah untuk hajatan tetangga", jelas Mbah Sudinem sambil melayani pelanggan dengan ramah. Karena sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu, kuliner sate ini termasuk legendaris. Hingga saat ini, Mbah Sudinem masih tetap berjualan sate kere dan ramai dikunjungi oleh penduduk lokal maupun wisatawan. Sate Kere Mbah Sudinem ini dijual dengan harga Rp 3.000 per tusuk dan pengunjung bisa memilih mau pakai lontong atau tidak. Pengunjung bisa memilih untuk makan di tempat atau dibawa pulang.

     Menurut Mbah Sudinem, berjualan seperti ini  justru membuat lebih sehat dibandingkan hanya diam di rumah. Keluarganya memintanya untuk tinggal di rumah saja, namun dia tetap menolak. Antusiasme dan semangat Mbah Sudinem bisa dikatakan luar biasa, dia tidak ingin hanya berdiam diri di usia tuanya. Tak pernah lelah, hidup baginya adalah bekerja dan bekerja. Di usia yang sudah tua beberapa orang justru tidak mau bekerja dan hanya bersantai dirumah saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun